|
Jakarta, Kompas - Wilayah Jakarta harus waspada terhadap bencana banjir. Badan Meteorologi dan Geofisika memperkirakan curah hujan mulai Jumat (29/12) akan terus meningkat. Potensi hujan lebat dan dalam waktu cukup lama akan merata di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. "Ancaman banjir tidak semata- mata disebabkan curah hujan yang tinggi dan merata di wilayah Jabodetabek. Kondisi daerah resapan air yang menyusut drastis untuk permukiman, saluran air, serta sungai yang tersumbat sampah akan turut menyumbang potensi banjir besar di Jakarta," kata Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Ahmad Zakir, Jumat. Sepanjang Jumat, hujan mengguyur Jakarta dan daerah sekitarnya, termasuk Kota Bogor. Namun, ketinggian air di Bendungan Ciliwung Katulampa, Bogor, tetap normal. "Memang dari pagi sampai malam ini hujan turun di Bogor. Ketinggian air di bendungan justru menurun. Tadi pagi sempat pada ketinggian 60 sentimeter, tetapi sekarang tinggal 50 sentimeter," kata Kepala Bendungan Ciliwung Katulampa Andi Sudirman, Jumat pukul 19.30. Alat pemantau di Jakarta, ungkap Ahmad Zakir, mencatat curah hujan pada siang hari rata- rata 22 milimeter. Alat pemantau di Bogor pun mencatat curah hujan 20 milimeter, sedangkan di Cengkareng, Jakarta Barat, 28 milimeter. "Angka-angka itu termasuk tinggi. Apalagi hujan kemarin baru memasuki awal potensi curah hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Jakarta," katanya. BMG memperkirakan, intensitas curah hujan tinggi berlangsung pada akhir Desember 2006 hingga Februari atau Maret 2007. Angka curah hujan tertinggi diperkirakan mencapai 100 milimeter. Jika curah hujan setinggi itu dan terjadi merata di wilayah Jabodetabek, dapat dipastikan terjadi banjir besar di Jakarta. "Dengan prakiraan curah hujan 60-80 milimeter saja, jika terjadi bersamaan di tiga lokasi dalam waktu cukup lama di Cisarua, Bogor, dan Bekasi, dipastikan Jakarta banjir," kata Ahmad. Berdasarkan data Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal), bukaan vegetasi di daerah resapan hulu Sungai Ciliwung di Gunung Gede dan Gunung Pangrango dalam beberapa tahun ini tidak mengalami banyak perubahan. Kepala Balai Penelitian Geomatika Bakosurtanal Priyadi Kardono mengatakan, hasil pencitraan satelit menunjukkan perubahan daerah resapan air untuk permukiman banyak terjadi di pinggiran Jakarta dan Jakarta sendiri. Potensi banjir di Jakarta sekarang dapat ditimbulkan oleh hujan lokal dengan curah hujan tinggi dan lama. (naw/rts) Post Date : 30 Desember 2006 |