Cuci Tangan Tangkal Cacingan

Sumber:Media Indonesia - 14 Juli 2010
Kategori:Sanitasi

PENYAKIT cacingan kerap kali disepelekan. Padahal, penyakit yang kerap menyerang anak-anak ini bisa berakibat serius. “Cacing dalam perut menyerap darah dan sari-sari makanan dari tubuh, menyebabkan kurang gizi dan anemia sehingga menghambat perkembangan IQ anak,’’ ujar dr Dani Hendraman Supandji SpA pada sebuah diskusi mengenai cacingan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Dani menjelaskan keganasan cacing parasit dalam perut. Ca cing gelang misalnya, dapat menghisap 0,14 gram karbohidrat dan 0,035 gram protein, cacing cambuk 0,005 ml darah, dan cacing tambang 0,2 ml darah. “Itu ulah satu cacing dalam satu hari untuk satu penderita.

Kalau cacingnya banyak dan penderita cacingan banyak, total kerugiannya bisa fantastis,” ujar Dani.

Gejala cacingan antara lain mual, lemas, dan perut membesar. Namun, kerap terjadi kasus cacingan tidak menunjukkan gejala awal yang spesifi k.

‘’Bisa saja anak terlihat baik-baik saja, tapi sesungguhnya cacing-cacing telah bersarang di perutnya,’’ kata Dani.

Cacingan berawal dari masuknya telur cacing ke perut hingga berkembang menjadi larva dan cacing dewasa. Cacing dewasa bertelur dalam perut. Selanjutnya, telur-telur yang tidak kasatmata itu keluar bersama feses dan berpotensi mengontaminasi tanah, ta ngan, maupun makanan hingga menular pada anak lain. ‘’Karena penularan cacing terutama terjadi melalui makanan yang terkontaminasi oleh tangan yang kotor atau dari tanah, perilaku hidup bersih memegang peran penting dalam pencegahan penularan cacingan. Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun secara teratur untuk mencegah cacingan,’’ kata Dani.

Selain mencuci tangan, Dani juga menyarankan pemberian obat cacing setiap enam bulan sekali terhadap anak usia dua tahun ke atas. Obat cacing dapat membunuh larva dan cacing dalam tubuh, tapi tidak telur cacing.

‘’Oleh karena itu, tetap jangan lupa cuci tangan memakai sabun sebelum makan atau setelah beraktivitas di tanah berlumpur,’’ tegas Dani.

Jumlah anak cacingan di Indonesia masih tinggi. Survei pemeriksaan tinja pada anak SD yang dilaksanakan Subdit Diare, Kecacingan, dan ISPL Departemen Kesehatan RI kepada 21.165 anak di 10 kabupaten di Indonesia selama 2002-2009 menunjukkan prevalensi cacingan sebesar 33,1%. (*/S-4)



Post Date : 14 Juli 2010