|
BANDUNG, (PR).-Sejumlah perkampungan di Kab. Bandung bagian selatan kembali terendam air luapan Sungai Citarum, akibat naiknya volume air sejumlah anak Sungai Citarum di daerah hulu. Wilayah yang tergenang air paling parah adalah sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Kec. Majalaya, Ciparay, Bojongsoang, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Naiknya volume air tersebut, disebabkan hujan deras siang hingga malam dalam lima hari terakhir. "Intensitas hujan yang terus-menerus dan cukup deras serta lama di hulu, mengakibatkan volume air sejumlah sungai yang bermuara di Sungai Citarum naik, " ujar M. Rohendi, Koordinator Keamanan dan Penanggung Jawab Projek Normalisasi Sungai Citarum, kepada "PR", Senin (25/12) . Berdasarkan pantauan "PR" Senin kemarin, hujan lebat di kawasan Pegunungan Wayang dan Malabar sejak pukul 13.30 WIB menyebabkan volume air Sungai Citarum maupun anak-anak sungainya di bagian hulu naik. Sejumlah anak sungai di wilayah selatan seperti Sungai Cirasea, Cidawolong, Ciwalengke, Cipeulah, Cikaro, Cisangkuy, Ciputat, Cijeruk dan lainnya, mulai naik sekira pukul 16.00 WIB. Hal yang sama juga terjadi pada anak sungai yang berada di Kota Bandung, seperti Citepus, Cikapundung, Cisaranten, dan Cipamokolan serta anak sungai dari Kab. Bandung wilayah timur, seperti Citarik dan Cikeruh. "Semua anak sungai tersebut bermuara di Citarum dan ini mengakibatkan Citarum banjir. Apalagi, kondisi sejumlah anak sungainya berada di bawah permukaan Sungai Citarum mengakibatkan air berbalik dan masuk ke perkampungan," ujar Rohendi. Luapan Sungai Citarum menggenangi beberapa perkampungan di daerah DAS. Ketinggian air antara 20 cm - 80 cm, terlihat di Kp. Parunghalang, Andir, dan Ciputat, Desa Andir, Kec. Baleendah. Demikian pula perkampungan di Desa Bojongasih, Cangkuangwetan, Citeureup, Dayeuhkolot dan Pasawahan, Kec. Dayeuhkolot. Di Kec. Majalaya air mengenangi perumahan warga di Desa Majalaya, Majasetra, Majakerta dan Sukamaju. Sementara di Kec. Bojongsoang, luapan Sungai Citarum hanya menggenangi sejumlah perkampungan warga di Desa Bojongsari dan Bojongsoang. Demikian pula di Kec. Ciparay dan Solokanjeruk, meskipun di dua kecamatan ini sudah dilakukan pelurusan aliran Sungai Citarum, luapan air masih menggenangi pesawahan, kolam serta daerah pembuatan bata merah yang berada di dekat bantaran sungai. Pompa Air Meluapnya Sungai Citarum, warga di daerah Cangkuang Wetan yang daerahnya paling parah terendam berharap pemerintah memberikan tambahan pompa penyedot air. "Satu pompa air meskipun dioperasikan 24 jam, tetap saja tidak mampu mengatasi luapan air Citarum dan Citepus," ujar Dudung, Ketua RW 04, Desa Cangkuang Wetan. Di desa tersebut, sejumlah kampung menjadi langganan banjir, yakni Kp. Bojong Citepus (hampir 200 rumah terendam banjir) dan Kp. Pasawahan banjir menyerang 8 RW. Sementara di Kel. Dayeuhkolot, meluapnya Sungai Citarum mengakibatkan tidak kurang dari 500 rumah dan enam masjid beberapa hari ini terendam air dengan ketinggian 0,25 meter sampai 1,5 meter di RW 01, 02, 03, 04, 05, 08, 09, dan RW 14 yang dihuni 250 KK atau 511 jiwa. Di Desa Citeureup, terjadi banjir cileuncang yang melanda RW 01, 03, dan RW 16. Terkait meluapnya Sungai Citarum tersebut, warga mengharapkan Pemda Kab. Bandung maupun provinsi menambah pompa air. Di setiap desa atau kelurahan yang daerahnya paling parah terkena banjir, minimal dioperasikan dua hingga empat mesin pompa. Hany, untuk mengoperasikan pompa air terdapat sejumlah kendala. Selain pengadaan pompa yang membutuhkan dan tidak sedikit, juga masalah pengadaan bahan bakarnya yang hingga kini belum jelas siapa yang menyediakan. Saat ini, mesin pompa yang dioperasikan untuk mengantisipasi luapan Sungai Citarum hanya enam unit. (A-87) Post Date : 26 Desember 2006 |