|
BANDUNG, (PR).-Hujan deras sepanjang hari Selasa (20/2) mengakibatkan Sungai Citarum dan anak-anak sungainya meluap. Sejumlah daerah langganan banjir di Bandung selatan pun kembali terendam. Hingga pukul 23.30 WIB semalam, air masih menggenang di Kel. Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung. Sementara itu, tanggul Sungai Citepus sekira pukul 19.00 WIB jebol dan air langsung menggenangi ratusan rumah warga di kampung Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Hingga tengah malam, ratusan warga masih mengungsi ke tempat lebih tinggi. Sebagian besar pengungsi mengaku panik karena barang-barang mereka banyak yang belum terselamatkan. Hujan juga telah merendam areal persawahan di wilayah Kec. Cicalengka, Rancaekek , dan Majalaya. Bahkan, ruas jalan raya yang menghubungkan Cicalengka - Majalaya, tergenang di beberapa titik. Di wilayah Bandung selatan, seperti di Kp. Jambatan dan Kp. Cireunteung Kel. Andir, air menggenang hingga 1,5 meter. Air limpahan dari Sungai Citarum itu telah memasuki ratusan rumah di kampung. Banjir yang telah menggenangi perumahan itu membuat sejumlah warga terpaksa mengungsi ke jalan raya Andir. Belum ada bantuan yang diberikan kepada para korban banjir ini. Sejumlah penduduk mengatakan bahwa banjir kali ini merupakan banjir terparah sejak 2004. Ketua RT 1 RW 9 Kel. Andir, Adi Aminjaya (45) mengatakan, banjir terjadi sejak hujan deras kemarin sore. Per mukaan air mulai naik pada pukul 21.00 WIB dan hingga tengah malam tadi belum terlihat tanda-tanda akan surut. Bahkan, sebagian besar warga khawatir ketinggian air akan terus bertambah karena hujan terus turun hingga tengah malam. Pihak PLN masih belum mematikan aliran listrik. Menurut Adi, warga akan meminta PLN memutuskan aliran listrik jika genangan air telah mencapai dua meter. Cicalengka-Majalaya Sementara itu, di beberapa ruas Jalan Raya Cicalengka- Majalaya yang menghubungkan Kab. Bandung wilayah timur dengan wilayah selatan dan merupakan jalur alternatif masuk Kota Bandung, tergenang antara 30 centimeter hingga 110 centimeter. Daerah yang paling parah dengan ketinggian air mencapai sekira 1 meter, terjadi di Jalan Cagak Cijapati perbatasan Desa Sri Rahayu dan Desa Ciluluk, serta di KM 3 dan 4, Desa Tenjolaya, Kec. Cikancung, Kab. Bandung. Selain itu, genangan juga terlihat di Desa Cijagra, Kec. Paseh dan Desa Bojong, Kec. Majalaya, serta ruas jalan Alun-alun Majalaya. "Banjir terjadi mulai Senin malam sekira pukul 22.00 WIB, akibat hujan di daerah pegunungan Cijapati sejak sore hari hingga (Selasa, 20/2) pagi tadi," ujar Maman (33) salah seorang tukang ojek di pangkalan Jalan Cagak, Ciluluk. Paling parah ketinggian air mencapai 1 meter, terjadi antara pukul 4.00 WIB hingga 10.00 WIB, hingga mematikan arus transportasi. Ruas jalan baru dapat dilalui kendaraan sekira pukul 11.00 WIB. "Itu pun kendaraan besar seperti truk dan bus karyawan, sementara sepeda motor dan angkutan pedesaan yang memaksa menerobos genangan air, banyak yang mogok di tengah jalan," ujar Tatang (27), pemilik bengkel di Kp. Ragas, Desa Sri Rahayu, Kec. Cikancung. Berdasarkan pengamatan "PR", Selasa (20/2) di sejumlah lokasi, luapan sungai dan anak sungai Citarik, merendam lahan persawahan di Kec. Rancaekek, Kab. Bandung, seperti di Desa Haurpugur, Bojongsalam, Sukamulya, Linggar, dan Nanjungmekar. Di Kec. Cicalengka, merendam lahan persawahan di Desa Cikuya dan Panenjoan. Di Kec. Cikancung, sawah yang terendam terjadi di Desa Ciluluk, Tenjolaya, dan Sri Rahayu. Sementara di Kec. Paseh, terjadi di Desa Loa, Cijagra, dan Cigentur. Selain itu, luapan Sungai Citarum, Citarik dan Cikeruh, juga merendam sejumlah lahan persawahan di Kec. Solokanjeruk dan Bojongsoang, Kab. Bandung. Selain akibat meluapnya Sungai Citarik, luapan air yang merendam lahan persawahan di Kab. Bandung wilayah timur, akibat meluapnya sungai Cihanyir, Rangas, Cikopo, Cigentur, Cijagra, dan Wirama, sebelum bermuara di Sungai Citarik dan Citarum. Buang limbah Meluapnya Sungai Citepus dua hari terakhir ternyata disalahgunakan oleh sejumlah industri. Mereka membuang limbah langsung pada genangan sungai itu hingga menyebabkan bau yang menusuk dengan warna air yang mencolok. Pemandangan warna-warni air sungai terlihat jelas dari Jembatan Cisirung di Desa Cangkuang Wetan Dayeuhkolot. Sebuah pabrik yang berada tepat di pinggir Sungai Citepus terlihat membuang air berwarna merah terang ke sungai itu. Genangan air setinggi 80 cm di Jalan Cisirung dan Palasari juga berwarna hitam pekat dengan bau menusuk. Sebagian besar warga di sekitar Cisirung mengaku gatal-gatal saat kulitnya bersentuhan dengan air bercampur limbah itu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bandung, Nana Priatna mengatakan, pihaknya tengah menginventarisasi sejumlah industri nakal yang selalu membuang limbah ke sungai. Jika kemudian terbukti, maka akan diberikan teguran keras hingga diproses secara hukum. (A-87/A-124/A-161) Post Date : 21 Februari 2007 |