Citarum Meluap Majalaya Banjir

Sumber:Koran Tempo - 20 April 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

MAJALAYA, (PR).- Akibat hujan lebat, beberapa wilayah di Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung kembali tergenang air luapan Sungai Citarum, Minggu (19/4) malam. Air setinggi hampir 1,5 meter itu menggenangi ratusan rumah di bantaran sungai dan memutus arus lalu lintas di Jalan Laswi yang menghubungkan Majalaya-Ciparay, hingga empat jam.

Dihubungi di kantornya, Camat Majalaya Yiyin Sodikin memaparkan, banjir kali ini tidak terduga, karena dalam beberapa hari terakhir cuaca Kabupaten Bandung cerah tanpa hujan. Diperkirakan, Citarum meluap akibat hujan lebat di Kecamatan Kertasari yang merupakan kawasan hulu mulai pukul 17.30 WIB. "Ini banjir biasa yang sering terjadi. Diperkirakan, hanya ratusan rumah di bantaran sungai saja yang tergenang," kata Yiyin yang ketika dihubungi masih mengumpulkan data dari setiap kepala desa.

Di bantaran sungai, tinggi genangan air mencapai hampir 1,5 meter. Sampai pusat kota, tinggi genangan tinggal dua puluh sentimeter, menggenangi alun-alun dan bahkan kantor kecamatan. Air yang menggenangi alun-alun pun melumpuhkan aktivitas pedagang.

Air juga merendam ratusan rumah di Desa Majalaya, Majasetra, dan Desa Sukamaju. Namun, menjelang pukul 23.00 WIB, air sudah mulai surut.

Sebelumnya, Jalan Laswi yang menghubungkan Majalaya dengan Ciparay putus oleh genangan air setinggi hampir delapan puluh sentimeter. Kendaraan roda empat seperti minibus serta roda dua tidak bisa melintasi Jalan Raya Laswi Majalaya dan Jalan RayaMajalaya-Solokan Jeruk. "Yang masih bisa melintas di jalur itu,hanya keretek dan becak. Sepeda motor dan mobil minibus tidak bisa lewat. Kalau dipaksakan, bisa mogok di tengah genangan air," kata aktivis Generasi Muda Majalaya (GMM) Asep yang berada di lokasi kejadian kepada "GM".

Menurut Asep, kendaraan besar seperti truk tronton yang bermuatan berat masih bisa menerobos genangan air setinggi satu meter tersebut. "Tetapi truk kosong sangat berbahaya jika memaksakan diri menerobos genangan air karena bisa tergelincir. Genangan air dibarengi endapan lumpur," ujar Asep.

Banjir juga menyulitkan buruh pabrik yang akan bekerja pada malam hari. Mobil angkutan kota trayek Majalaya-Ciparay yang melintasi Jalan Raya Laswi tidak bisa lewat. "Para buruh itu menyeberangi genangan air dengan cara menyewa keretek dan becak. Ongkosnya antara Rp 3.000,00 - Rp 5.000,00/orang. Tetapi, ada juga yang pulang ke rumahnya masing-masing, setelah mengetahui tidak ada angkot yang bisa melintasi jalan tersebut," katanya.

Banjir di Majalaya, menurut Asep, sangat merugikan banyak pihak. Tidak hanya buruh pabrik, tetapi juga pengusaha dan sopir angkutan umum serta pengusaha industri. "Soalnya kalau banjir, banyak buruh pabrik yang tidak masuk kerja. Akhirnya pabrik tidak berproduksi," katanya. Untuk menanggulangi banjir di Majalaya, Asep menyarankan agar pemerintah segera mempercepat pelaksanaan normalisasi Sungai Citarum yang melintasi kawasan Majalaya. (A-165/A-113/B.105)



Post Date : 20 April 2009