Citarum Meluap Lagi

Sumber:Kompas - 20 Maret 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

Karawang, Kompas - Setelah sempat surut pada Kamis (18/3) malam, hujan deras membuat Sungai Citarum meluap lagi dan menggenangi sejumlah lokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (19/3).

Berdasarkan data Dinas Sosial Karawang, banjir menggenangi 924 rumah yang tersebar di Desa Wadas dan Teluk Jambe, Kecamatan Teluk Jambe Timur; Desa Tegallega, Kecamatan Ciampel; serta Kelurahan Tanjungpura, Adiarsa Barat, Karawang Kulon, Nagasari, dan Tanjungmekar, Kecamatan Karawang Barat.

Agus Suganda (47), Ketua RT 5 RW 9 di Desa Wadas, menuturkan, warga sempat kembali ke rumah karena genangan berangsur surut pada Kamis malam. Namun, pada Jumat sekitar pukul 03.00, warga kembali mengungsi karena sungai meluap lagi.

Kepala Dinas Sosial Karawang Banuara Nadeak menyatakan, hingga hari Jumat siang telah didistribusikan 2.165 kilogram beras dan 215 dus mi instan ke pengungsian. Sedikitnya 14 tenda didirikan untuk menampung pengungsi di Teluk Jambe Timur dan Karawang Barat.

Bantuan juga datang dari perusahaan-perusahaan swasta di Karawang. Mereka mengirimkan makanan, relawan, dan mendirikan tenda di lokasi banjir terparah, yakni di Perumahan Karaba Indah, Desa Wadas.

Menurut Kepala Biro Bina Operasi dan Konservasi Perum Jasa Tirta II Sutisna Pikrasaleh, pihaknya berupaya mengendalikan debit Sungai Citarum dengan mengatur pintu Bendung Curug dan Bendung Walahar, juga membagi air ke Tarum Timur, Utara, dan Barat. Namun, akibat keterbatasan teknis, tidak seluruh air terbagi ke saluran induk.

Hujan deras di Purwakarta dan sekitarnya membuat debit air Sungai Cikao, Cibeet, dan sejumlah sungai yang bermuara ke Sungai Citarum meningkat pesat. Tinggi muka air Citarum dan limpasan bendungan naik signifikan.

Sawah terendam

Luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro menggenangi ratusan hektar sawah di Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Bojonegoro, Kapas, Balen, dan Kanor. Berdasarkan laporan sementara yang masuk ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bojonegoro, lahan yang tergenang mencapai 550 hektar tanaman padi dan palawija. Sebanyak 115 hektar tanaman padi terancam puso.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo Pudjo Buntoro, tinggi muka air Bengawan Solo di Bojonegoro mulai turun. Namun, warga diimbau mewaspadai air yang bisa naik sewaktu-waktu, terutama bila wilayah hulu, seperti Madiun, hujan lebat. Tinggi muka air Bengawan Solo di Bojonegoro juga dipengaruhi kiriman dari Kali Sekayu. (ACI/MKN)



Post Date : 20 Maret 2010