Cirebon Diterjang Banjir

Sumber:Pikiran Rakyat - 12 Januari 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

CIREBON, (PR).- Ribuan rumah di Kel. Kasepuhan dan Kel. Pegambiran, Kec. Lemahwunguk, Kota Cirebon, terendam banjir bandang pada Minggu (11/1) malam. Selain merendam ribuan rumah dan memorak-porandakan kawasan permukiman warga, banjir bandang juga merendam dua sekolah, yaitu SD Tirta Winaya 1 dan 2 Kel. Kasepuhan, Kec. Lemahwungkuk.

Akibat banjir tersebut, puluhan ribu warga kebingungan mencari tempat pengungsian dan penampungan barang-barang. Menurut pemantauan, ketinggian air diperkirakan lebih dari satu meter. Hal ini menjadi kendala warga untuk mengungsi dan menyelamatkan barang-barang.

Suasana pun semakin kacau ketika PLN memutuskan aliran listrik, sehingga lokasi rumah yang terendam gelap gulita dan warga sulit untuk mengevakuasi barang. Banjir terparah terutama terjadi empat RW di Kel. Kasepuhan, masing-masing RW 03, 06, 08, dan 09 Kampung Kesunean Utara dan Kesunean Tengah. Satu RW di Kel. Pegambiran yakni RW 02 Gambir Laya juga mengalami nasib sama.

Kepanikan warga yang berbondong-bondong mengungsi menyebabkan jalanan di sekitarnya dijejali warga. Arus lalu lintas pun menjadi macet.

Banjir bandang mulai terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Air yang meluap tiba-tiba merupakan kiriman dari Kuningan yang mengalir melalui Sungai Kesunean.

Camat Lemahwungkuk, Andi Armawan mengatakan, banjir bandang kali ini merupakan yang terparah kedua setelah peristiwa yang sama tahun 2002.

Wali Kota Cirebon Subardi, langsung terjun meninjau lokasi banjir dan melihat kondisi pengungsi. Sementara itu, Lanal Cirebon baru menurunkan satu unit perahu karet untuk membantu warga mengungsi ke tempat aman.

Tidak melaut

Sementara itu, gelombang tinggi membuat ratusan nelayan di pantai selatan Jawa Barat tidak melaut. Di Pamayangsari, Kec. Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, sebagian besar nelayan sudah dua hari hingga Minggu (11/1), memilih tidak melaut. Hal itu terjadi karena angin kencang disertai gelombang pasang yang dikhawatirkan membahayakan keselamatan nelayan.

Sebanyak 20 perahu nelayan yang memaksakan diri pergi melaut Minggu (11/1), hanya bertahan dua jam mulai pukul 5.00 hingga 7.00 WIB. Setelah itu, mereka terpaksa kembali pulang untuk menghindari gelombang pasang.

Ketua Rukun Nelayan (RN) Pamayangsari Didi Suryadi mengatakan, dari 126 perahu yang ada di Pamayangsari, hanya 20 perahu yang sempat pergi ke laut Minggu kemarin. Mereka yang memaksakan pergi, tidak bisa sampai ke tengah laut, tetapi hanya di bibir pantai karena terjadi gelombang pasang.

Sebenarnya, kata dia, nelayan Pamayangsari sedang bersemangat untuk menangkap ikan, karena jenis hasil tangkapan ikan dan udang, harganya cukup tinggi. Seperti bawal putih, harga jual dari nelayan Rp 80.000,00/kg. Sedangkan untuk lobster dengan ukuran rata-rata berat 1,2 ons, harga jualnya mencapai Rp 400.000,00/kg.

Di Garut, gelombang tinggi masih menghadang para nelayan di Pantai Rancabuaya Kec. Caringin, Kab. Garut untuk melaut. Akibatnya, mereka yang mencoba untuk melaut pada Minggu (11/1) dini hari hanya bertahan dua hingga tiga jam dan terpaksa kembali ke daratan karena cuaca buruk.

Angin kencang berembus dengan kecepatan sekitar 30-35 knot dari arah timur ke barat dan tak berselang lama turun hujan cukup lebat. Dari bibir pantai, terlihat sejumlah perahu yang sempat berlayar sudah kembali ke daratan.

"Wah, enggak mungkin bertahan lama-lama. Kalau jangkar tidak kuat menahan, bisa-bisa kita terbawa arus ke tengah samudera dan susah balik. Daripada ambil risiko, kita pilih pulang saja," kata Burhan (38), salah seorang nelayan.

Akibat cuaca buruk, sekitar 400 nelayan pesisir Pantai Rancabuaya lebih banyak berada di daratan.

Sedangkan di perairan Palabuhanratu, Kab. Sukabumi, juga terjadi gelombang pasang. Di Dermaga I dan II Palabuhanratu, hingga pukul 20.00 WIB permukaan air laut naik sekitar satu meter dari kondisi normal. Pasang air laut tersebut nyaris mencapai lantai permukaan dermaga yang tinggal tersisa setengah meter.

Berdasarkan informasi prakiraan cuaca yang terpampang di monitor di kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu (PPNP), saat ini tinggi gelombang mencapai 1,3- 2,1 meter dengan kecepatan angin 9- 21 knot.

Berdasarkan pemantauan PR", selain terjadi pasang air laut, sejak pukul 14.30 WIB hingga pukul 15.30 WIB di Palabuhanratu dan sekitarnya, diterjang angin kencang dari arah laut yang disertai hujan lebat. Dua wisatawan terseret ombak di Pantai Kadaka, Kec. Cikakak, Kab. Sukabumi. Kedua korban yaitu Saman (14) dan Iwan Sukmawan (14) warga Kp. Citeureup RT 06/RW 07, Kel./Kec. Citeureup, Kab. Bogor, berhasil diselamatkan petugas tim SAR Pantai Palabuhanratu. (A-67/A-97/A-158/C-13).



Post Date : 12 Januari 2009