Cilacap Mulai Krisis Air

Sumber:Suara Pembaruan - 04 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
[MAJENANG] Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Kamis (2/8), mulai mengedrop air bersih untuk warga di Kecamatan Wanareja dan Sidareja yang sudah krisis air bersih sejak beberapa minggu terakhir ini.

"Saat krisis air terjadi di beberapa daerah, wilayah eks-Distrik Majenang sampai Agustus ini masih memiliki cadangan air. Sehingga harus membantu daerah kecamatan tetangga sesuai instruksi Bupati Cilacap Probo Yulastoro," kata Kepala Cabang PDAM Majenang, Agung Yulianto, kepada SP, Jumat (3/8).

Debit air di wilayah Cilacap barat sudah menurun sejak sebulan terakhir, terutama di daerah pegunungan bagian utara maupun selatan. Untuk sementara ini, tangki air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Majenang diperbantukan di wilayah eks Distrik Sidareja. Setiap hari, tangki air mengirim ke Kecamatan Kawunganten, Bantarsari, dan Patimuan. Setiap desa didrop antara 2 sampai 3 tangki sehari, tergantung kebutuhan, katanya.

Diakuinya tangki air untuk operasional bantuan air bersih memang sangat minim. Di Majenang saja, PDAM hanya memiliki satu tangki air. Idealnya, satu kantor PDAM memiliki tiga tangki air untuk menyuplai kebutuhan air yang bersifat emergency.

Setiap satu tangki air bersih PDAM dengan bervolume 4.000 liter harganya Rp 66.500, ditambah dengan ongkos operasional kendaraan khususnya BBM. Sedang tarif kilometer sebesar Rp 4.300, atau senilai 1 liter solar. Selain dengan armada PDAM, masyarakat yang memiliki armada sendiri juga bisa membeli langsung di PDAM dengan harga keperluan sosial yang sama, katanya.

Bak Penampung

Sementara itu, Kepala Desa Salebu, Khozan Akhmad mengatakan, memasuki puncak musim kemarau ini, sedikitnya 1.750 jiwa warga tiga dusun di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jateng, mengalami krisis air yang cukup berat. Ketiga dusun tersebut, yakni Dusun Malompong, Tanjungsereh, dan Karanjati. Warga setempat harus berjalan berkilometer ke sumber air untuk mendapatkan satu hingga dua ember air bersih.

"Untuk mengatasi kesulitan air warga Desa Salebu yang rutin terjadi setiap tahun ini, Balai Besar Pengawasan Sungai Citanduy akan membangun bak penampung air bersih," katanya.

Sosialisasi akan diadakan pada Agustus 2007. Tim survei dari balai besar sudah melakukan penelitian letak penampung air ter- sebut. Diputuskan, bendungan dan penampung air akan dibangun dilekukan antara Bukit Malongpong dan Karangjati. Permukiman penduduk tiga dusun tersebut ada di lereng kedua bukit ini. Diharapkan krisis air akan berakhir dengan adanya penampung air untuk resapan, ungkapnya.

Dana pembangunan, penampung air ini berasal dari APBN senilai Rp 3 miliar. Penampung akan dibangun dengan dasar selebar 20 meter dan memanjang mengikuti kontur lereng bukit. Semakin ke atas, penampung air akan semakin melebar, sehingga menyerupai telaga besar, tambahnya.

Dua Sungai Ciglagah- Cilanggir yang mengalir sepanjang tahun ini akan dimanfaatkan untuk mengairi penampung air tersebut. Sungai ini di bagian hilir dimanfaatkan oleh masyarakat petani dan pembudidaya ikan. Sedang pada bagian hulu, warga malah kesulitan memperoleh air. [WMO/M-11]



Post Date : 04 Agustus 2007