Cikeruh Meluap, Empat Desa Terendam

Sumber:Kompas - 08 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, KOMPAS - Banjir merendam empat desa di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Rabu hingga Kamis (7/1) dini hari. Lebih dari 600 rumah terendam, 10 rumah di antaranya rusak akibat terjangan air dari luapan Sungai Cikeruh, anak Sungai Citarum.

Menurut Pelaksana Harian Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kecamatan Rancaekek Dadang Hermawan, tiga desa yang terendam berada di Kabupaten Bandung, yakni Bojongloa, Rancaekek Wetan, dan Rancaekek Kulon. Adapun satu desa lain, Dangdeur Kulon, terletak di Kabupaten Sumedang.

Maman (71), warga RT 2 RW 5 Desa Bojongloa, menuturkan, air mulai datang hari Rabu sekitar pukul 16.00 setinggi lebih dari 30 sentimeter. Air meninggi sampai 2 meter pada pukul 21.00.

Warga mengungsi ke tempat lebih tinggi, seperti masjid. Beberapa warga mengungsi di Kantor Kecamatan Rancaekek. Banjir mulai surut Kamis pukul 01.00.

Dadang mengatakan, banjir kali ini terbesar dalam tiga tahun terakhir. Hal itu dipicu makin parahnya kerusakan dan erosi di kawasan Gunung Manglayang.

Puting beliung


Hari Kamis, angin puting beliung merusak belasan rumah, dua gudang, dan sebuah masjid di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bantimurung, Lawu, dan Purikale, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Kepala Kepolisian Resor Maros Ajun Komisaris Besar Ferdinan Pasaribu saat dihubungi di lokasi menyatakan tidak ada korban jiwa. ”Namun, sejumlah warga luka ringan terkena empasan seng atau genteng yang beterbangan. Angin terjadi sekitar pukul 15.30 Wita,” katanya.

Angin kencang pada Rabu petang merusak 230 rumah di Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, kata Camat Pamanukan Rukendi hari Kamis.

Pada hari yang sama, enam rumah di Kecamatan Cimangu dan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, roboh, 26 rumah rusak berat, dan 56 rumah rusak ringan.

Di Blora, hujan disertai angin kencang menumbangkan ribuan pohon jati. Kesatuan Pemangku Hutan Cepu Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah mengerahkan 100 polisi hutan untuk menjaga pohon yang tumbang agar tidak dijarah warga.

Angin kencang memutus jaringan listrik di tiga desa di Kecamatan Sambong. ”Ada delapan trafo rusak dan empat jaringan kabel putus. PLN merugi sekitar Rp 400 juta,” kata Manajer PLN Unit Pelayanan Jaringan Cepu Ahmad Syamsuri.

Kepala Seksi Data dan Informasi Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah Evi Lutfiati, Kamis, di Semarang, menyatakan, kondisi iklim yang ekstrem memasuki puncak pertengahan Januari hingga akhir Februari 2010. ”Ada tiga faktor yang mendukung iklim ekstrem sedang terjadi, yakni tingkat frekuensi, intensitas, dan volume curah hujan,” katanya.

Evi Lutfiati mengingatkan, hampir semua kawasan, baik di pantai utara, pegunungan, maupun kawasan selatan Jateng, rawan bencana alam. (ROW/REK/MKN/ HEN/WHO/MDN)



Post Date : 08 Januari 2010