Cikapundung Bersih Mungkinkah?

Sumber:Pikiran Rakyat - 04 Oktober 2010
Kategori:Sanitasi

BANDUNG, (PR).- Setidaknya ada tiga masalah yang harus diatasi Pemerintah Kota Bandung jika ingin menjadikan Sungai Cikapundung sebagai sungai bersih dan tempat wisata air. Masalah itu adalah sedimentasi, alih fungsi sungai menjadi tempat pembuangan sampah dan septic tank, serta masalah permukiman di sempadan Sungai Cikapundung.

Faktanya adalah, Sungai Cikapundung sudah tercemar dari hulu sampai hilir. Hasil penelitian Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bandung pada 2008 mengenai status mutu air sungai menyebutkan, Sungai Cikapundung tergolong ke dalam kategori tercemar berat untuk kategori Kelas I (air baku air minum), Kelas II (sarana dan prasarana rekreasi air), dan Kelas III (pembudidayaan ikan air tawar serta peternakan) dalam PP No. 8/2001. Sungai Cikapundung hanya dinyatakan tercemar ringan pada kategori Kelas IV untuk mengairi tanaman.

Menurut Kepala BPLH Kota Bandung A. Rekotomo yang didampingi oleh Kasubid Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah Teti Mulyawati, polutan terbesar Sungai Cikapundung adalah bakteri E-coli yang berasal dari tinja. Pasalnya, masyarakat di sekitar bantaran sungai selama bertahun-tahun menggunakan sungai pemasok air baku terbesar bagi Sungai Citarum itu sebagai septic tank. Lihat saja pemandangan daerah bantaran sungai sepanjang Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) sampai Kantor PT PLN Distribusi Jabar-Banten (DJBB). Hampir setiap rumah memiliki "lodong" atau pipa pembuangan langsung ke sungai.

Data 2009 menyebutkan bahwa jumlah bakteri E-coli di bagian hilir Cikapundung mencapai 240.000 mikroorganisme per 100 mililiter air sungai. Padahal, batas toleransi baku mutu bakteri E-coli adalah 3.000 mikroorganisme per 100 mililiter. Selain itu, kandungan amoniak dalam air sungai juga cukup tinggi sehingga dapat menyebabkan gangguan kulit.

"Kita sudah bikin Gerakan Cikapundung Bersih dan Program Kali Bersih atau Prokasih, lalu membuat saluran air kotor untuk limbah domestik dan septic tank komunal skala RW di Bantaran Sungai Cikapundung Kolot lima tahun lalu, tetapi ini masih memerlukan upaya lanjutan," tuturnya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung Taufik Rachman mengatakan, 8 kilometer kawasan hulu Cikapundung yang akan menjadi perhatian pemerintah dalam waktu lima tahun ke depan meliputi lima kelurahan di tiga kecamatan, yaitu Kel. Lebak Siliwangi dan Cipaganti Kec. Coblong, Kel. Tamansari Kec. Bandung We-tan, serta Kel. Babakan Ciamis dan Braga Kec. Sumur Bandung. Total warga yang tinggal di kawasan penataan sungai seluas 196 hektare itu adalah 10.707 jiwa.

"Warga di lima kelurahan ini sebagian besar membuang limbah domestik ke sungai dan belum menerapkan pengelolaan sampah 3R. Maka tidak heran, sungai yang mengalir di daerah ini beralih fungsi menjadi tempat sampah dan septic tank," katanya.

Pendekatan kultural

Itu sebabnya, masalah di Sungai Cikapundung tidak hanya dapat dilakukan melalui pendekatan teknis seperti pembangunan septic tank komunal atau pengerukan sedimentasi, tetapi juga pendekatan kultural dengan mengadakan diskusi secara terbuka dengan masyarakat sekitar secara berkelanjutan. Dengan begitu, mereka akan memiliki rasa memiliki dan mau mengubah perilaku buruk terhadap sungai. Selain itu, koordinasi antar pemerintah daerah serta pemerintah provinsi dan pusat juga mutlak diperlukan supaya pengerjaan menjadi lebih sinergis.

Sementara itu, pengamat lingkungan Sobirin Supardiyono menilai rencana pemerintah sudah dalam jalur yang benar, tinggal pelaksanaannya yang harus dijaga, kalau perlu dengan menjadikan rencana ini sebagai sebuah perda.

Dia menegaskan bahwa komponen terpenting yang menentukan berhasil atau tidaknya program revitalisasi sungai ini adalah perubahan perilaku masyarakat. Itu sebabnya, dia mengusulkan agar pemerintah menerapkan aturan insentif dan disinsentif bagi warga mengenai kebiasaan membuang sampah atau limbah domestik ke sungai.

"Di negara-negara maju, sungai sudah menjadi aset sekaligus etalase kota dan tempat pendidikan. Pelaksanaan rencana revitalisasi sungai ini sangat mungkin dipercepat jika ada pendidikan lingkungan sungai khusus buat warga," katanya. (A-180)



Post Date : 04 Oktober 2010