China Bisa Bangun PLTS Gedebage

Sumber:Kompas - 13 Juni 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Bandung, Kompas - Meskipun muncul berbagai protes, PT Bandung Raya Indah Lestari atau BRIL tetap akan membangun pembangkit listrik tenaga sampah di Gedebage. Bahkan, mereka mencoba menggaet vendor dari China.

Salah satu calon vendor tersebut adalah Institute of Project Planning and Researh (IPPR) yang memaparkan konsep pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTS) di hadapan Wali Kota Bandung Dada Rosada di Ruang Tengah Balaikota Bandung, Selasa (12/6). Selain IPPR, masih ada satu lagi calon vendor yang juga dari China.

Asisten Presiden IPPR Chen Hong Bin menjelaskan, pihaknya telah melihat bakal lokasi berdirinya PLTS. IPPR juga sudah merancang bangunan tersebut seartistik dan seaman mungkin bagi masyarakat dan lingkungan.

IPPR akan membangun PLTS dengan meminimalkan dampak negatif yang selama ini ditakutkan warga. Salah satunya adalah dengan mengatur suara mesin pabrik. "Suara mesin pabrik nanti akan lebih halus dibandingkan dengan suara kendaraan di jalan tol," kata Chen dalam bahasa China yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Direktur Utama PT BRIL Yoseph Sunaryo.

Setelah melihat banyaknya sampah di sungai-sungai di Kota Bandung, Chen menyarankan agar sampah yang dikelola menjadi energi listrik nanti bukan hanya 500 ton per hari. Kalau bisa, dinaikkan menjadi 700 ton per hari.

Pengolahan racun ataupun limbah, kata Chen, akan menggunakan teknologi tercanggih yang ada di China. Misalnya, kadar karbon dioksida yang dikeluarkan nanti adalah di bawah 80 miligram per meter kubik sampah. IPPR juga berjanji tidak akan ada air lindi yang keluar dari pabrik.

Dioksin yang dihasilkan nanti hanya 0,1 miligram per meter kubik. Ini jauh di bawah standar nasional Indonesia yang masih mencapai 1,0 miligram per meter kubik. Protes warga

Untuk menghindari protes warga dan supaya tidak mengganggu pasokan air di Gedebage, IPPR tidak membuat sumur artesis. Melalui PT BRIL, mereka akan bekerja sama dengan PDAM Kota Bandung agar diizinkan menggunakan instalasi air kotor di Bojongsoang.

"Kami sengaja menggaet para vendor yang memiliki reputasi bagus dan berpengalaman di bidangnya. Bukan vendor yang baru muncul atau kualitasnya masih diragukan," kata Direktur Utama PT BRIL Yoseph Sunaryo.

Dada mengatakan, keputusan pemilihan vendor tersebut sepenuhnya menjadi hak PT BRIL. "Saya tergantung pada PT BRIL. Nanti akan dipilih yang lebih bagus dan murah," kata Dada. (MHF)



Post Date : 13 Juni 2007