Cermati Daur Ulang Sampah

Sumber:Jawa Pos - 10 September 2008
Kategori:Sampah Luar Jakarta

MOJOSARI - Ibu-ibu selalu menunjukkan semangat yang tinggi dalam beraktivitas. Tanpa terkecuali saat mengikuti pelatihan pemanfaatan keranjang sakti untuk sampah kemarin di Mojosari. Bukan hanya untuk dirinya, mereka juga membawa semangat dari para rekannya yang tidak dapat mengikuti pelatihan secara langsung.

Tepat pukul 10.00, suara percakapan ibu-ibu memenuhi aula BIPP Mojosari, kemarin. Waktu rehat menjelang dimulainya pelatihan pemanfaatan keranjang sakti itu sepertinya benar-benar dimanfaatkan ibu-ibu untuk saling bertanya kabar. Meski kondisi itu langsung berubah tatkala narasumber pelatihan mulai memang gagang mikrofon.

''Saya dengarkan dulu paparannya," ujar salah satu peserta sembari memperbaiki posisi duduknya. Dalam balutan seragam PKK biru-biru, dia mulai menyesuaikan dengan teman-temannya. Fokus mengarahkan pandangan tepat ke arah narasumber yang menyamapikan materi. Meski tempat duduk berada dijajaran paling belakang. Dan sempat banyak beradu kata dengan teman yang duduk di sebelahnya.

Terlebih jelang menyampaikan paparan, Direktur LSM Sahabat Lingkungan Satriyo Wiweko sempat menggugah para peserta dengan yel-yel. Mereka diajak meneriakkan salam lingkungan yang dijawab dengan salam lestari. Serta Mojosari yang dijawab dengan oke. Suara koor terdengar membahana saat yel-yel tersebut dipraktekkan berulang-ulang.

Pada para peserta, Pak Koko, demikian dia biasa disapa menyampaikan manfaat dari keranjang sakti yang terbuat dari keranjang tempat ibu-ibu biasa menaruh pakaian untuk dicuci. Keranjang tersebut dapat menampung sampah basah hingga 15 kilogram. Dan setelah 21 hari, sampah tersebut dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Untuk memupuk tanaman ataupun pepohonan. ''Kalau dijual harganya bisa Rp 1.000 per kilogram," terangnya.

''Tapi lebih baik, sebelum digunakan, pupuk dijemur dulu selama satu hingga tiga pekan agar tidak terlalu panas, sehingga semakin baik untuk tanaman," terangnya.

Mendengar itu, ibu-ibu semakin bersemangat. Sebagian peserta yang duduk dibelakang, beralih ke bangku paling depan. Dan meminta praktek secara langsung. Empat orang peserta pun mendapat giliran untuk praktek di hadapan rekan-rekannya. ''Saya harus bisa, karena saya nanti harus menularkan pada kader lain yang tidak bisa hadir di sini," ujar Siiti Musyarofah, peserta dari Kecamatan Pungging.

Pernyataan serupa juga dilontarkan peserta lainnya. ''Karena itu juga saya banyak tanya," ujar Ny Nanang Subagyo, peserta lainnya.

Mereka memulai langkah dengan menyiapkan keranjang dalam kondisi kosong. Bagian dalam keranjang selanjutnya dilapisi dengan kardus bekas tempat air mineral dalam gelas. Pada bagian paling bawah ranjang, diberi bantalan yang terbuat dari sekam. Kemudian diatasnya ditaruh pupuk kompos. ''Sementara pupuk kompos ini kita beri, karena memang khusus. Tapi setelahnya, bisa diambil dari sisa kompos buatan ranjang ini. Karena itu dari kapasitas ranjang, saat panen jangan diambil seluruhnya, cukup dua pertiga atau setengahnya," terangnya.

Keranjang itu sendiri hanya khusus untuk sampah basah. Yakni sampah yang mudah terurai dengan sendirinya. Semisal sayur, buah, nasi ataupun tulang ikan.

Posisi sampah yang dimasukkan dalam keranjang, harus ditanam dalam kompos yang terdapat didalamnya. Setelahnya, kembali ditutup dengan bantalan dari sekam. ''Jangan lupa di atasnya ditutup dengan kain hitam untuk menyerap panas," terangnya.

Setelah itu, ditutup rapat-rapat dengan penutup keranjang agar tidak ada lalat yang masuk sehingga menimbulkan belatung. Di dalam ranjang, sampah cukup didiamkan antara 14 sampai 21 hari. ''Kalau sampahnya dirajang kecil-kecil, empat hari sudah bisa digunakan," terangnya.

Peserta sangat antusias mencoba secara langsung pemanfaatan keranjang tersebut. Sehingga banyak pertanyaan yang meluncur terkait pemanfaatnnya agar lebih efektif dan efisien. ''Ini bisa dibuat dalam medium lebih besar. kondisi sampah dalam ranjang tidak boleh terlalu kering, sehingga bila perlu, untuk menjaga kelembaban, diberi air secukupnya," katanya. (jif/yr)



Post Date : 10 September 2008