|
Memiliki keluarga yang bahagia merupakan dambaan setiap orang. Namun tahukah Anda untuk menuju keluarga bahagia itu salah satu kunci pentingnya pola hidup bersih dan sehat.Pasalnya dengan pola hidup bersih dan sehat kita akan mendapatkan tubuh sehat sehingga kita bisa melakukan segala kegiatan dengan optimal,hasil kerja bisa lebih efektif dan produktif. Tanpa kesehatan mustahil dapat melakukan aktivitas keseharian.Tanpa kesehatan seseorang juga mustahil dapat menikmati betapa lezatnya makanan.Tanpa kesehatan kehidupan beribadah pun tentu juga akan mengalami hambatan.Itulah pentingnya menerapkan pola hidup sehat. Dalam membiasakan hidup bersih dan sehat,memang seharus dimulai dari keluarga.Dengan membudayakan pola hidup bersih dan sehat di keluarga setidak-tidaknya bisa meminimalisir serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Menciptakan keluarga yang bersih dan sehat,tidak terlepas dari kebiasaan kita sehari-hari.Di sinilah peran orang tua menanamkan pola hidup sehat dalam keluarga. Orang tua memegang peranan penting yang akan menjadi contoh anaknya.Anak perlu dibiasakan untuk melakukan hal-hal yang bisa diawali dengan teladan dari orang tua. Kebiasaan seperti di dalam rumah,jendela harus sering terbuka agar cahaya mudah masuk,karena nyamuk menyukai tempat yang gelap dan lembab. Selain itu orang tua juga harus melatih anak untuk terbiasa memotong kuku setiap tiga hari dan mengajarkan anaknya mencuci tangan sebelum makan. Tangan merupakan organ tubuh paling ‘mobile’ yang dapat membawa kuman berpindah dari berbagai tempat tubuh manusia.Jika tangan kita kotor,bisa menjadi sumber penyakit bagi diri sendiri maupun media penularan ke orang lain.Karena sebagian besar virus dan bakteri akan masuk ke tubuh melalui tangan.Bahkan menurut penelitian 80 % penyakit-penyakit yang menular ditularkan melalui tangan. Untuk itu perlu mencuci tangan sesering mungkin, terutama pada saat ingin makan. Dengan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan merupakan salah satu tindakan yang efektif untuk melindungi keluarga dari serangan diare.Tahukah Anda,diare yang pola penularan melalui 4F (food,fly,feces,finger) ini perlu dicegah melalui upaya memutus rantai penularan tersebut dengan mencuci tangan dan melindungi makanan dengan tudung saji. Sesuai dengan data dari UNICEF awal Juni 2010, ditemukan salah satu pemicu diare baru,yaitu bakteri Clostridium Difficile yang dapat menyebabkan infeksi mematikan di saluran pencernaan.Bakteri ini hidup di udara dan dapat dibawa oleh lalat yang hinggap di makanan. Meski sering dianggap sebagai penyakit biasa,diare tetap harus diwaspadai.Terutama pada anak dan bayi bawah lima tahun atau balita,di beberapa wilayah yang mengalami epidemi,diare lebih banyak menyerang mereka dan telah menyebabkan kematian. Di Indonesia,sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya.Sedangkan provinsi yang kasus kematian akibat diare banyak menimpa anak berusia di bawah 5 tahun adalah Jawa Barat dan Jawa tengah.Ironisnya,tingginya angka kematian anak karena diare tersebut lantaran keterlambatan orangtua memberikan perawatan pertama saat anak sehingga terjadi dehidrasi. Masih tingginya angka kematian balita gara-gara serangan diare di Indonesia,telah menggugah kepedulian PT Kalbe Farma melalui produk obat diare andalannya, Entrostop untuk mencanangkan “Gerakan Kebersihan Untuk Keluarga Sehat Indonesia”. Widjanarko Loka Djaja,Sales & Marketing Director PT Kalbe Farma OTC mengatakan,Gerakan Kebersihan untuk Keluarga Sehat Indonesia (GKKSI) adalah wujud kepedulian Kalbe Farma sebagai sebuah perusahaan farmasi untuk ikut meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia. “Dengan produk Entrostop,kami ingin membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit diare dalam rangka mendukung Indonesia Sehat bebas diare yang dimulai dari lingkungan keluarga,sekolah, sampai akhirnya ke masyarakat luas,” ujar Tahun ini merupakan gelaran GKKSI yang ketiga kali diadakan oleh Kalbe Farma.Tahun lalu,GKKSI diadakan di Banjaran,Jawa Barat dan di Kendal,Jawa Tengah.Daerah yang menjadi target sasaran GKKSI merupakan wilayah dengan sistem sanitasi yang buruk,rawan banjir juga area dimana penyuluhan akan bahaya diarenya masih sangat minim. Perbedaan GKKSI 2011 dengan program serupa tahun lalu adalah pada tahun ini dilaksanakan dengan mengembangkan metode “gethok tular” melalui 1200 ibu kader GKKSI untuk mensosialisasikan gerakan 4m + 1E ke lingkungan masyarakat sekitarnya.Adapun 4m + 1 E adalah mencuci tangan sebelum beraktivitas,memasak makanan sampai matang,membersihkan lingkungan,menutup makanan dengan tudung saji,dan memilih Entrostop untuk mengobati diare dengan cara benar. Kebiasaan hidup sehat ini akan membuat keluarga bahagia dan generasi penerus bangsa tetap sehat. [agung/Info] Post Date : 24 Juni 2011 |