KANTOR Kementeri an Pekerjaan Umum (PU) menutup tanggul Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang jebol dengan karung pasir. Langkah tersebut untuk mencegah banjir susulan melanda kawasan Bintaro dan sekitarnya.
Terjangan air yang demikian besar mengakibatkan lubang menganga selebar 25 meter di Kali Pesanggrahan. Air pun meluap ke perumahan Ikatan Koperasi Pegawai Negeri Bintaro, Jakarta Selatan, dengan ketinggian berkisar 1 meter-1,5 meter sejak Selasa (17/8) malam.
Setengah warga perumahan mengungsi karena khawatir ketinggian air terus meningkat. Mereka pergi ke sekolahan dan Masjid Al Humaira yang tidak terendam. Sebagian lagi, 187 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sekitar 900 orang, bertahan di rumah masing-masing.
Terdapat dua RW yang terendam air meliputi RW 04 dengan lima RT dan RW 12 sebanyak tiga RT. Sebanyak 144 kepala keluarga kini berada di pengungsian. Untuk mengurangi ketinggian air, Pemprov DKI mengerahkan pompa dengan kekuatan 400 liter per detik.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto yang datang ke lokasi kemarin pagi langsung memerintahkan menutup lubang dengan karung pasir dengan dilapisi tenda plastik. Sebanyak 50 anggota TNI dikerahkan membantu karungkarung pasir tersebut.
"Kami sudah punya masterplan Kali Pesanggrahan ini. Tanggul yang ada akan digeser agar lebih besar," papar Joko. Nantinya, jarak antara kali dan tanggul 40 meter. Tidak seperti sekarang, sungai dan tanggul hanya berjarak 1,5 meter.
Beban bertambah Menyambung dengan rencana Kantor Kementerian PU, Pemprov DKI juga akan memperlebar kali agar dapat menampung debit air dalam jumlah lebih besar. Menurut Gubernur DKI Fauzi Bowo, tanggul yang telah berusia 30 tahun itu jebol karena tingginya debit air Kali Grogol.
Beban Kali Pesanggrahan bertambah karena sodetan Kali Grogol mengalir ke sana. Ditambah aliran air dari Lebak Bulus dan Cinere sehingga membuat tekanan tambah besar.
Direktur Sungai dan Pantai Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Pitoyo Subandrio membenarkan tanggul jebol karena limpahan kali lain. "Sebenarnya Kali Pesanggrahan tidak bermasalah. Hanya saja, kalau ada limpahan hujan dalam jumlah cukup banyak dalam satu waktu, mau tidak mau akan menyebabkan banjir karena curah hujan yang tinggi tidak tertampung palung sungai," tutur Pitoyo.
Apalagi, tanggul yang dibuat pada 1980 itu terbuat dari kayu bambu. Tidak mengherankan jika desakan air Kali Grogol bisa menjebol tanggul yang berada di bawah pengawasan Kantor Kementerian PU itu.
Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU Waskito Pandu, penduduk daerah itu sudah terbiasa dengan banjir lokal karena tempat tinggal mereka berada di areal menyerupai cekungan.
Oleh karena itu pula, Kementerian PU sudah berniat membangun tanggul baru. Namun, pembangunan belum dimulai, tanggul keburu jebol. Menurut rencana, pemerintah pusat menjadikan kawasan itu sebagai situ untuk menampung debit air yang cukup tinggi. Dani Prasetya
Post Date : 19 Agustus 2010
|