Cadangan Air Tanah di Kota Bekasi Terus Menipis

Sumber:Pikiran Rakyat - 22 Maret 2010
Kategori:Air Minum

BEKASI, (PR).- Tiga kecamatan di Kota Bekasi masuk dalam kategori zona merah karena cadangan air tanahnya terus menipis sehingga terancam cepat mengalami krisis air tanah. Ketiga kecamatan tersebut, yaitu Bekasi Utara, Bekasi Barat, dan Medan Satria.

"Yang mengalami krisis adalah air tanah dalam," kata Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi Dudy Setyabudhi, Minggu (21/3).

Di tiga wilayah itu, menurut dia, saat ini mengalami krisis air tanah dalam, yaitu air tanah yang berada di atas 100 meter kedalamannya. “Ada dua jenis air tanah, yakni air tanah dangkal yang berada di atas 20 meter dan air tanah dalam yang kedalamannya berada di atas 100 meter," ujarnya.

Dudy mengakui, kondisi itu diduga karena semakin pesatnya pembangunan, terutama gedung dan industri sehingga mengikis habis air tanah. Pasalnya, hingga saat ini hampir 90 persen industri masih bergantung pada cadangan air tanah dan belum bisa memanfaatkan atau mengolah air permukaan.

Terlebih, perusahaan daerah air minum (PDAM) juga belum bisa menyuplai kebutuhan air mereka. Tidak hanya industri, bahkan rumah sakit pun amat bergantung pada air tanah.

Menurut Dudy, jika penggunaan air tanah tidak dibatasi secara bertahap, dikhawatirkan air laut akan masuk dan bercampur ke dalam air tanah. Akibatnya, air tanah akan menjadi asin dan tidak baik digunakan lagi oleh masyarakat.

Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad mendesak perusahaan-perusahaan agar mengurangi penggunaan air tanah. Bahkan, dia menargetkan pada tahun 2013, perusahaan besar ataupun kecil harus sudah menghentikan penggunaan air tanah.

Wakil Ketua Kadin Kota Bekasi Arifin Dimyati menyebutkan, saat ini para pengusaha tengah resah dengan instruksi Wali Kota. "Kalau bukan air tanah, kita mau pakai air apalagi. Soalnya, PDAM kan belum bisa melayani kalangan industri," tuturnya. (A-155)



Post Date : 22 Maret 2010