|
JEPARA - Bendung Karet di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan menurut perkiraan masih bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga delapan desa di tiga kecamatan hingga akhir Agustus. Terhitung sejak Juli, bendung tersebut ditutup untuk kebutuhan pengairan pertanian dan dikhususkan untuk kebutuhan air bersih warga. Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten (DPUK) Njarji ST mengemukakan, hingga kemarin elevasi permukaan air di bendung tersebut ada pada 2,2 meter di atas permukaan air laut atau sekitar 40% dari volume total air pada bendung tersebut. ''Dengan kondisi itu, kami perkirakan cadangan air yang ada masih bisa memenuhi kebutuhan warga hingga akhir Agustus,'' ujarnya. Dibandingkan dengan tahun lalu, cadangan air di bendung tersebut relatif lebih banyak. ''Pada 2005, memasuki Juli, cadangan air di bendung tersebut sudah kritis. Pada tahun ini masih lebih banyak karena banjir dari saluran Serang Welahan Drainase (SWD) II masih terus mengalir hingga Mei,'' ungkapnya. Persediaan air itu bisa mencukupi hingga akhir Agustus dengan catatan tidak untuk pengairan pertanian. Saat ini, para petani di sekitar bendung sedang dan telah panen padi. Dengan demikian, kebutuhan air untuk pertanian tak banyak. Biasanya jika persediaan air menipis, sawah-sawah di sekitar bendung itu dibiarkan bera oleh petani. Delapan Desa Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Gunanto SPd ST MM mengungkapkan, perusahan yang dia kelola menjadikan air bendung tersebut sebagai pasokan satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan penduduk di delapan desa. Dengan perincian, empat desa ada di Kecamatan Kedung, yakni Kedungmalang, Karangaji, Tedunan, dan Kalianyar. Dua desa di Kecamatan Welahan, yakni Guo Sobokerto dan Ujung Pandan. Serta, dua desa lainnya di Kecamatan Pecangaan, yaitu Kaliombo dan Gerdu. Dia menyebutkan, kebutuhan air bersih dari bendung tersebut 12,5 liter/detik. Warga selain di delapan desa itu terpenuhi kebutuhan airnya melalui sumur pantek. Di seluruh wilayah Jepara, yang berfungsi efektif hingga kini ada 38 buah. Ada 17.500 lebih pelanggan PDAM yang terpenuhi dari sumur-sumur dan bendung tersebut. ''Hingga Juli ini, pasokan air masih normal dan lancar,'' ujar Gunanto. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Ir Sihana MSi mengungkapkan, kemarau awal pada pertengahan tahun ini belum berdampak serius terhadap petani. Sementara ini, lahan produktif pertanian yang luasnya lebih dari 26.000 hektare itu masih tercukupi. Di Jepara bagian selatan, kebutuhan air untuk pertanian sementara ini tak banyak karena sedang masa panen. Dan di Jepara bagian utara, masa panen masih satu bulan lagi. Pihaknya mengakui, belum memeriksa satu per satu ketersediaan air di sumur-sumur pantek dan sumur Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) di seluruh Kota Ukir. Ada lebih dari 100 sumur pantek dan puluhan sumur P2AT yang memenuhi kebutuhan air para petani pada musim kemarau. ''Setelah masa penen selesai, kami segera mengecek ketersediaan air di sumur-sumur itu. Sebab, banyak petani yang masih akan menggarap lahannya pada musim tanam berikutnya dengan tanaman-tanaman palawija. Dan, ini membutuhkan air.'' (H15-52j) Post Date : 13 Juli 2006 |