Buruknya Akses Air Bersih

Sumber:Media Indonesia - 23 Maret 2011
Kategori:Air Minum

DI bumi ini air memang mendominasi tutupan planet. Namun, ketersediaan air bersih khususnya buat dikonsumsi setiap tahunnya semakin terbatas. Hal itu dirasakan juga di Indonesia. Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto, saat ini setengah dari penduduk Indonesia belum mengon sumsi air bersih karena terbatasnya pasokan dan akses terhadap air bersih.

“Baru sekitar 50% masyarakat kita yang mengonsumsi air bersih, selebihnya belum,” kata Djoko seusai konferensi pers peringatan Hari Air Sedunia di Jakarta, kemarin.

Sesuai dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs) pada 2015, pemerintah menargetkan jumlah penduduk yang mengonsumsi air bersih harus mencapai 68%. Untuk itu, anggaran untuk pelayanan air bersih khususnya di perdesaan pun ditambah.

Untuk wilayah perkotaan, pemerintah akan mendorong perusahaan daerah air minum (PDAM) untuk meningkatkan layanan air bersih kepada masyarakat. Djoko mengakui saat ini banyak PDAM yang tidak sehat. Untuk itu, pemerintah memfasilitasi peningkatan modal PDAM melalui bank-bank pemerintah agar mereka bisa menjadi perusahaan sehat. Selain peningkatan akses, Kementerian PU juga berupaya melakukan konservasi air khususnya air darat. Salah sa tu upaya ini ialah dengan men dorong pembangunan embung dan situ. Di samping itu, pemerintah daerah didesak untuk merancang rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan menyediakan ruang terbuka hijau.

“Targetnya 2011 semua provinsi punya RTRW yang baik, diikuti tahun depan oleh kabupaten/kota,” tambahnya. Itu dibenarkan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Lukman Hakim. Dia mengatakan, meski ketersediaan air di Indonesia melimpah, secara kualitas tidak semuanya memenuhi kriteria air bersih dan sehat yang layak dikonsumsi. Hemat air Hal tersebut diamini Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta. Menurutnya, turunnya ketersediaan air bersih karena rusaknya lingkungan sumber air dan badan air.

Dia meminta agar industri dan rumah tangga tidak membuang limbah langsung ke badan air supaya tidak merusak kualitas air.

"Dengan makin kurangnya sumber air bersih, setiap individu supaya menghemat penggunaan air. Kalau bisa menggunakan satu ember air untuk mandi, jangan boros memakai 2-3 ember air," katanya.

Pada kesempatan lain, sebanyak tujuh kabupaten dan kota di Jawa Tengah mendapat dana hibah dari Australia Agency for International Development (AusAID). Hibah berupa air minum dan saluran pembuangan air limbah itu senilai A$25 juta.

Hibah air minum diberikan untuk Kabupaten Klaten, Boyolali, Wonogiri, Wonosobo, Cilacap, dan Kota Pekalongan, sedangkan hibah sanitasi bagi Kota Surakarta. Program hibah itu diresmikan oleh Direktur Bidang Infrastruktur AusAID Ben Power di Klaten, kemarin. (DJOKO SARJONO)



Post Date : 23 Maret 2011