GARUT, (PR).- Kondisi sistem drainase yang buruk menjadi penyebab terjadinya banjir di sejumlah wilayah di Kabupaten Garut. Curah hujan yang tinggi tidak mampu tertampung drainase dan melimpas ke jalan serta menggenangi rumah warga.
Hal itu diakui Bupati Garut Aceng H.M. Fikri, ketika ditemui pada acara Pameran Ketahanan Pangan di Jln. Otista, Rabu (10/3). "Kenapa genangan air ada, karena drainase tidak lancar dan tidak berfungsi secara optimal," katanya.
Berita "PR" sebelumnya, ratusan rumah di Desa Gandamekar, Kec. Kadungora, Kab. Garut dilanda banjir setinggi satu meter, Selasa (9/3) malam. Banjir juga melanda ruas jalan sepanjang Kec. Leles-Kec. Kadungora setinggi lebih dari 50 senti meter.
Selain itu, longsoran tanah menimbun ruas jalan di perbatasan Kab. Garut-Kab. Bandung di Kp. Cibonteng dan empat rumah di kawasan tersebut rusak akibat terseret longsoran tanah.
Aceng mengakui, lebih dari setengah ruas jalan di Kab. Garut tidak dilengkapi sistem drainase yang memadai. Total panjang ruas jalan di Kab. Garut mencapai 828,43 km, sebagian besar ruas jalan di wilayah selatan Kab. Garut bahkan tidak dilengkapi sistem drainase.
"Tidak semua ruas jalan di Kab. Garut ada sistem drainasenya. Kalaupun ada, tidak berfungsi optimal karena mengalami kerusakan atau, bahkan tersumbat sampah sehingga jalan air tidak lancar," ucap Aceng.
Dia mengaku, faktor pemeliharaan yang minim menjadi penyebab saluran drainase yang ada tidak berfungsi optimal.
"Kendalanya di pemeliharaan dengan anggaran yang minim. Sekalipun drainase bagus kalau pemeliharaan tidak optimal maka tetap saja terjadi banjir," ujarnya.
Minimnya fungsi drainase juga berdampak terhadap kualitas jalan di Kab. Garut. Misalnya, ruas jalan di seputar wilayah Kec. Singajaya tidak memiliki drainase, sehingga air yang turun dari bukit akan langsung melimpas ke jalan dan menyebabkan lapisan hot mix rusak.
Mulai beres-beres
Sementara itu, pemantauan "PR" di lapangan, warga korban banjir di Desa Gandamekar sudah mulai membenahi kediaman mereka yang semalaman digenangi banjir setinggi satu meter. Wilayah tersebut meliputi RW 5 Kp. Cihuni Girang dan RW 3-9-10 Kp. Kaledong.
Menurut Camat Kadungora Dadang Purwana, masyarakat sudah mulai berbenah rumah sejak Selasa (9/3) malam, setelah air mulai surut. "Mereka tidak lagi menunda-nunda pekerjaan membersihkan rumah, langsung dikerjakan begitu air mulai surut," katanya.
Dadang mengaku, area tersebut berada pada dataran yang agak cekung sehingga air yang meluap dari saluran drainase maupun jalan serta-merta akan masuk dan menggenangi permukiman warga.
"Sekitar seminggu lalu, kejadian serupa sempat berlangsung. Akan tetapi, airnya tidak setinggi semalam. Mungkin, karena curah hujan juga tinggi sehingga volume air juga meningkat," ujarnya.
Selain itu, Madrasah Diniah Muhammadiyah Cihuni yang mengalami kerusakan pada ruang kelas akibat ambrol menyebabkan kegiatan belajar-mengajar para siswa dialihkan ke masjid setempat. "Hal itu dilakukan untuk menghindari korban jiwa jika terjadi kerusakan susulan di kelas tersebut," ucapnya. (A-158)
Post Date : 11 Maret 2010
|