Buruk, Drainase Kota Solo

Sumber:Suara Merdeka - 21 Desember 2005
Kategori:Drainase
KENTINGAN - Jaringan drainase atau saluran pembuangan air di Kota Solo dalam kondisi buruk, sehingga saat hujan deras terjadi genangan di mana-mana. Tak jarang, luapan air merambah permukiman penduduk di kawasan yang rendah.

"Penyebab banjir di beberapa permukiman adalah drainase yang buruk. Banyak saluran yang bagian atasnya ditutup bangunan, sehingga aliran air terhambat," kata Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) UNS, Ir Eko Budi Santoso MEng PhD, kemarin.

Dia mencontohkan sepanjang jalur utama kota, yakni Jalan Slamet Riyadi, tidak ada saluran yang terbuka. Di bawah jalur lambat ada saluran besar, tetapi akses masuk air hanya berupa intake atau jeruji sempit di beberapa titik.

Keadaan serupa terjadi pada drainase di permukiman penduduk. Beberapa saluran itu, volumenya sudah cukup; namun pada bagian atasnya banyak yang ditutup plester beton untuk kegiatan berjualan.

"Kepedulian atas kebersihan saluran yang berkait langsung dengan kelancaran air, juga sangat kurang. Banyak warga yang seenaknya sendiri membuang sampah ke saluran air. Karena itu, seluruh jaringan drainase yang saling terkoneksi harus dicek dan dibenahi lagi," ungkapnya.

Dosen Hidrolika Fakultas Teknik UNS itu menambahkan, genangan pada beberapa daerah di Solo disebabkan oleh dua hal. Pertama, curah hujan tinggi yang mengakibatkan air di atas tanah sangat besar, tetapi resapannya sangat kurang karena area terbuka di Kota Bengawan terus menyempit.

Kedua, luapan dari Bengawan Solo, terutama jika di daerah hulu diguyur hujan lebat.

"Kalau elevasi air sungai tinggi, maka terjadi luapan yang akan menggenangi kawasan-kawasan rendah, contohnya Kampung Sewu dan Sangkrah. Karena itu, perlu sistem polder dan pintu air, dilengkapi pompa untuk mengeluarkan lagi air genangan tersebut," tuturnya.

Sebenarnya, lanjut dia, elevasi atau permukaan tanah di Solo cukup tinggi. Paling tidak, melebihi Bengawan Solo. Logikanya, meski hujan deras aliran airnya tetap menuju alur sungai. Meski demikian, kemungkinan genangan di daerah-daerah rendah termasuk permukiman tetap bisa terjadi.(D11-27a)

Post Date : 21 Desember 2005