Bumi Panyileukan Terendam 1 Meter

Sumber:Pikiran Rakyat - 28 November 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Tanggul anak Sungai Manglayang jebol dan menyebabkan banjir bandang di Perumahan Bumi Panyileukan, Kel. Cipadung Kidul, Kec. Panyileukan, Kota Bandung, Kamis (27/11). Akibatnya, tiga sekolah dasar rusak berat dan sembilan wilayah Rukun Warga (RW) terendam banjir hingga ketinggian satu meter.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, setelah hujan turun selama sekitar 30 menit di wilayah tersebut. Tanggul yang jebol berada di wilayah RW 5 dan berjumlah empat titik. Di RT 3 dan RT 2, masing-masing terdapat satu titik jebol. Sementara di RT 1 terdapat dua titik jebol, salah satunya berada tepat di belakang SD Panyileukan 1 dan SD Panyileukan 2.

Akibatnya, kedua sekolah itu pun mengalami kerusakan berat. Selain dibanjiri air bercampur lumpur, bangku-bangku di dalam sekolah itu hancur dihantam arus.

Setelah menjebol tanggul, air mengalir cepat ke perumahan tersebut. Selama sekitar 90 menit wilayah RW 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13 terendam banjir dengan ketinggian 1 meter. Di dalamnya, SD Panyileukan 3 serta kantor Kel. Cipadung Kidul yang letaknya berdampingan pun tidak luput dari banjir.

Mulai pukul 17.00 WIB, banjir mulai surut setelah Dinas Kebakaran yang dipimpin kepala bidang pengendalian operasi Dedi Sopian datang menyedot air banjir. Dua belas petugas datang dalam dua regu pemadam kebakaran, dilengkapi satu mobil penyedot air dan mobil rescue. Pada pukul 19.00 WIB, ketinggian banjir berkurang hingga ketinggian 30 cm - 40 cm.

Ketua RW 5, Asep (46) menyatakan, seluruh tanggul yang jebol belum dikirmir (diberi penyangga tanggul tambahan). Dari panjang tanggul yang mencapai 300 m, kata Asep, baru 50 meter yang sudah dikirmir pada tahun 2002.

Sementara itu, banjir juga menyapu wilayah Cileunyi hingga Cicaheum, dan Panyileukan. Pedagang di bunderan Cibiru, Udin menyatakan, banjir tersebut telah membuat kemacetan di sepanjang di wilayah itu sejak pukul 14.00 WIB, serta membuat puluhan kendaraan mogok. Berdasarkan pemantauan "PR", kemacetan mulai mencair pukul 21.00 WIB.

Hulu Citarum

Sementara itu, penanganan banjir di hulu Sungai Citarum akan segera dilakukan mulai tahun depan. Khusus untuk penanganan Kec. Majalaya Kab. Bandung, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum telah memiliki desain pengendalian kota kecil ini.

Tahun depan, pengendalian banjir juga akan dilakukan di Kp. Cieunteung Kel./Kec. Baleendah Kab. Bandung. Berbeda dengan penanganan Majalaya, khusus di Cieunteung akan dilakukan dengan membangun polder air (kolam retensi) dan pemasangan pompa air seperti yang telah berhasil difungsikan di Kp. Parunghalang Kel. Andir Kec. Baleendah dan Kp. Bojong Citepus, Desa Cangkuang Wetan, Kec. Dayeuhkolot.

"Hulu Citarum dengan panjang kurang lebih 40 km banyak dialiri anak-anak sungai hingga aliran air lebih lambat. Tindakan ke depan, kita akan segera menormalisasi anak-anak sungai tersebut meski memerlukan biaya sangat besar," kata Kepala BBWS Citarum Soekotjo Tri Sulistyo, di sela-sela kunjungan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Kp. Cieunteung Baleendah, Kab. Bandung, Kamis (27/11).

Soekotjo menambahkan, kanal serta polder air yang dibangun di kawasan hulu diharapkan akan menampung lumpur yang biasa dibawa saat banjir.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menambahkan, penanganan banjir dengan pengerukan akan mulai dilakukan lagi pada 2009. Meskipun tak memberikan solusi secara permanen, pengerukan itu dapat memberikan solusi sementara.

"Biayanya cukup besar. Kalau berkaca dari pengerukan tahun 2006 dihabiskan biaya hingga Rp 80 miliar. Paling tidak, ada penyelesaian sementara," kata Heryawan.

Sementara untuk alternatif pemapasan Curug Jompong, menurut Gubernur, pengkajiannya sudah ada di BBWS Citarum dan PSDA. Hanya, untuk rekayasa di Curug Jompong ini diperlukan biaya hingga Rp 400 miliar.

Cieunteung

Sementara itu, penanganan banjir di Kp. Cieunteung Kel./Kec. Baleendah Kab. Bandung akan dilakukan dengan membuat polder air di sekitar daerah itu. Menurut Soekotjo, pompa akan difungsikan untuk mengeluarkan air dari polder air tersebut hingga tak terjadi genangan di permukiman.

"Cieunteung merupakan daerah rendah. Upaya pembangunan pompa ini telah efektif dilakukan di Parunghalang dan Bojong Citepus. Tahun depan akan dilakukan di Cieunteung. Tanggulnya sudah ada, tinggal pompanya saja," kata Soekotjo.

Banjir yang melanda Kp. Cieunteung semakin hari semakin parah. Hingga kemarin siang, genangan masih terjadi hingga kedalaman lebih dari 1 meter. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan bahkan menyempatkan diri meninjau lokasi banjir itu dengan turun dari perahu dan berbincang-bincang dengan warga korban banjir. Pemprov Jabar juga memberikan bantuan berupa 1 ton beras, 2.000 bungkus mi instan, serta kebutuhan pokok lainnya.

Tanaman jagung

Sekitar 80 hektare areal tanaman jagung di Kecamatan Pamarican, Parigi, dan Kalipucang, Kab. Ciamis, terendam banjir sejak sepekan terakhir. Hingga Kamis (27/11) air belum surut. Kondisi ini dikhawatirkan akan menyebabkan tanaman jagung mati.

Sementara itu, tidak kurang dari 800 hektare sawah di Kecamatan Kalipucang, Pamarican, dan Padaherang terendam banjir. Di Kecamatan Pamarican terdapat sekitar 400 hektare lahan sawah yang terendam banjir, sedangkan sisanya terdapat di Kecamatan Kalipucang, serta sebagian lainnya di Padaherang.

Sebagian besar sawah yang terendam banjir dalam kondisi siap ditanami. Selain itu, benih padi yang ditanam di sawah juga mati akibat terendam banjir lebih dari sepekan terakhir.

Hingga Kamis (27/11), belum ada tanda air akan segera surut. Bahkan, diperkirakan ketinggian air akan bertambah seiring dengan masih seringnya turun hujan lebat di hulu Sungai Citanduy, yang juga mengalir ke Sungai Ciseel, Sungai Cikawalen, dan Sungai Cintalahab.

Di Garut, keluarga Pudin Nurjaman (32) warga Kampung Babakan Cipicung RT 04 RW 10 Desa Keresek Kec. Cibatu, mengungsi ke rumah orang tuanya karena rumahnya hancur terseret banjir akibat meluapnya debit air Sungai Cipicung, Kamis (27/11), sekitar pukul 2.30 WIB.

Pada hari yang sama, longsor menerjang Kp. Papandak, Desa Sukamenak, Kec. Wanaraja. Tebing berketinggian sekitar 15 meter runtuh dan menimpa badan jalan sepanjang 20 meter.

Tanggul jebol juga terjadi di Sungai Jadaria pada pukul 14.30 WIB. Akibatnya, 18 rumah porak-poranda dihantam arus air dan seluruh sawah yang terletak di RW 4, 5, 9, dan 15 Desa Cibiru Wetan, Kec. Cileunyi, Kab. Bandung sempat terendam banjir hingga setinggi 1 meter. (A-14/A-101/A-124/CA-166/CA-174/CA-178)



Post Date : 28 November 2008