BULUKUMBA– Sejumlah lokasi di Bulukumba tergenang banjir sekitar 50 centimeter setelah sebelumnya kawasan ini diguyur hujan deras. Genangan paling parah terjadi di poros nasional yang menghubungkan Bulukumba-Sinjai.
Akibat genangan di jalur ini, arus lalu lintas mengalami kemacetan. Sejumlah kendaraan terpaksa menunggu genangan air surut hingga tiga jam. Genangan di jalur ini mulai terjadi sekitar pukul 10.30 Wita.
“Genangan air di jalan poros Sinjai-Bulukumba menyulitkan kendaraan yang melalui jalan tersebut.Puluhan kendaraan bahkan menunggu di tepi jalan hingga air ini surut,”kata Andika Mappasomba, salah seorang tokoh pemuda di Bulukumba. Selain genangan air di ruas jalan nasional, beberapa ruas jalan di sudut kota daerah berjuluk Butta Panrita Lopi juga tergenang air. Banjir di antaranya terjadi di Jalan Nangka,Supratman, Konsolidasi, Jambu, Panjaitan, dan Jalan Lanto Dg Pasewang. Di pusat kota di antaranya di Bundaran Phinisi, serta sejumlah halaman kantor instansi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulukumba juga ikut tergenang air.
Halaman Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bulukumba dan Kantor Kelurahan Loka, Kecamatan Ujung Bulu kondisinya juga sama. Andika mengatakan, genangan air ini terjadi disebabkan sistem drainase di Kota Bulukumba buruk. Bahkan di beberapa tempat terjadi penyumbatan saluran air, termasuk di kantor instansi pemerintah. “Ini yang tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah, sehingga apabila terjadi hujan deras selalu saja banjir tidak dapat dihindari,”katanya. Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler Pemkab Bulukumba Daud Kahal mengatakan, soal drainase merupakan tugas Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bulukumba. Dinas ini seharusnya yang secara rutin membenahi setiap saluran air agar tidak terjadi penyumbatan.
Sinjai Utara Terendam
Banjir juga terjadi sejumlah ruas jalan di Kabupaten Sinjai. Lokasi yang paling parah yakni di perempatan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Tondong,Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara. Ketinggian air di dua lokasi ini mencapai betis orang dewasa. Sejumlah warga yang tinggal di bantaran Sungai Mangottong sempat diliputi rasa cemas,karena debit air di sungai yang membatasi Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Timur itu, naik hingga mendekati batas garis siaga satu.
Kepala Badan Penangan Bencana Daerah (BPBD) Sinjai M Rusli mengatakan,pihaknya masih sebatas menghimbau kepada warga agar tetap waspada tiap kali musim hujan. Di Jalan Tondong, memang wilayah yang paling rendah di Sinjai. baharuddin/rahmi djafar
Post Date : 30 Mei 2011
|