BPBD Kirim 572 Tanki Air Bersih

Sumber:Suara Merdeka - 03 Agustus 2012
Kategori:Air Minum
KEBUMEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen bersama PMI mulai beberapa hari ini mengirimkan air bersih ke sejumlah desa rawan kekeringan di dataran tinggi. PLT Kepala Pelaksana BPBD Kebumen dr HA Budi Satrio MKes kemarin menjelaskan, wilayah dataran tinggi yang rawan kekeringan dan harus dikirim air bersih meliputi enam belas kecamatan. "Terdiri atas Kecamatan Rowokele, Pejagoan, Sruweng, Karanggayam, Karangsambung, Sempor, Alian, Ayah, Kebumen, Buayan, Padureso, Prembun, Kutowinangun, Poncowarno, Karanganyar dan Adimulyo,'' jelasnya.
 
Setiap hari BPBD menerjunkan sejumlah mobil tanki air bekerja sama dengan PDAM dan PMI menyalurkan air bersih ke sejumlah desa. Sampai akhir Agustus dijadwalkan akan disalurkan 572 tanki air bersih. Namun bila kondisi cuaca belum turun hujan, pengiriman air bersih akan dilanjutkan. Budi mengharapkan para camat selaku aparat wilayah ikut mengawasi pelaksanaan pengiriman air bersih di wilayahnya. Selain itu juga menyebarluaskan informasi pengiriman air bersih ke warga yang membutuhkan. "Bahkan warga diminta menyiapkan bak penampung, ember atau jerigen di lokasi sasaran sampai Oktober,'' kata dia.
 
Secara terpisah Sekretaris PMI Kabupaten Kebumen Wikan Tris Junanto SSos menyatakan, PMI selama ini telah bekerja sama dengan BPBD menyalurkan air bersih. Pihaknya juga telah mendatangkan dua mobil tanki dari PMI Jateng bersama petugas BPBD menyalurkan air bersih. "Kami siap menyalurkan bantuan air bersih dari pihak ketiga, organisasi sosial, perusahaan mauapun lembaga lain yang peduli,'' kata dia. Apalagi, ditambahkannya ada perkiraan kekeringan atau turun hujan sampai Oktober mendatang. Dengan begitu selama kemarau warga di dataran tinggi masih membutuhkan pasokan air bersih.
 
"Sejumlah Kecamatan di dataran tinggi seperti Kecamatan Ayah, Sruweng, Karanggayam, Buayan, Padureso dan Poncowarno memang layak mendapat kiriman air bersih,'' imbuhnya. Hal itu mengingat mata air di desa-desa dataran tinggi itu telah mengering. Apalagi kawasan Perhutani di dataran tingi yang semula areal hutan jati telah banyak diganti pohon pinus, tiap musim kemarau selalu rawan kekeringan.    (B3-91)


Post Date : 03 Agustus 2012