|
BOYOLALI - Sejumlah desa di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memasuki musim kemarau higga dua bulan terakhir ini, mengalami krisis air bersih. Dono (45), seorang warga Desa Sruni, Musuk, di Boyolali, Sabtu, mengatakan, di wilayah Kecamatan Musuk, ada tiga desa, yakni Dragan, Lampar, dan Sruni yang mengalami krisis air bersih. Warga ketiga desa itu, terpaksa harus membeli air bersih dari truk tangki milik swasta. Dono mengatakan harga air bersih per tangki isi 5.000 liter, saat ini mahal. Harga normal Rp65 ribu per tangki, sejak kenaikan BBM kini naik menjadi Rp90 ribu per tangki. "Bahkan, harga air bersih jika jarak antar ke konsumen lebih dari 20 kilometer bisa mencapai Rp 170.000 per tangki," katanya. Purwadi (45), Sopir tangki air bersih di Boyolali, mengakui, sejak kenaikan harga BBM harga air bersih mulai naik. Harga air tergantung jarak antar ke konsumen, jika jauhnya sekitar 20 kilometer bisa sampai Rp170 ribu per tangki. Musim kemarau ini, kata dia, selain Kecamatan Musuk, masih ada empat kecamatan lainnya yang meminta kiriman air bersih. Empat kecamatan di Boyolali yang mengalami krisis air bersih tersebut, antara lain Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Cepogo, dan Simo. "Empat kecamatan tersebut langganan, setiap memasuki musim kemarau selalu krisis air bersih," katanya.(ant)
Post Date : 14 Juli 2008 |