|
Bojonegoro, Kompas - Kenaikan permukaan air masih terjadi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini membuat sebagian warga, terutama di Kelurahan Sukorejo, mengungsi dan terus siaga sepanjang Sabtu (29/12) malam hingga Minggu. Jalan yang terendam rata-rata satu meter di Sukorejo kemarin pagi dipenuhi ratusan warga yang mengungsi sambil mengangkut harta benda yang bisa dibawa. Sampai sore, sekitar 117 desa di wilayah itu masih terendam. Jika Sabtu lalu air hanya menggenangi jalan-jalan protokol, seperti di Jalan Untung Surapati, Jalan Diponegoro, dan Jalan Gajah Mada, kemarin banjir meluas hingga ke jalan-jalan kecil di pusat kota. Pada beberapa tempat, ketinggian air mencapai 150 cm. Sejumlah hotel di kawasan kota dipenuhi warga yang mengungsi. Bahkan, terisi penuh karena mereka yang ekonominya relatif baik memilih tinggal di hotel bersama keluarga meski halaman hotel tersebut pun tak luput dari genangan air. Banjir juga menggenangi kompleks RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo di Jalan Dr Wahidin. Sekitar 80 persen bagian rumah sakit itu terendam sehingga puluhan pasiennya terpaksa dirawat di selasar dan teras yang belum terendam. Wilayah pusat kota yang relatif aman dari genangan air berada di pusat kota. Kompleks Kantor Bupati Bojonegoro yang kering dijadikan posko penanggulangan bencana. Demikian pula Kompleks Masjid Jamik di sebelah barat alun-alun, kemarin sore, mulai dipenuhi pengungsi. Pulang Dari Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan, sebagian besar pengungsi di daerah tersebut kemarin mulai pulang dan membersihkan rumah masing-masing. Namun, mereka tidak semuanya kembali dalam keadaan sehat. Sebagian besar menderita penyakit kulit dan tidak sedikit pula yang mengalami diare karena buruknya sanitasi dan kekurangan air bersih. Kekurangan air bersih itu diperkirakan akan berlangsung sampai beberapa hari mendatang. Sebab, hampir seluruh sumur warga ikut terendam banjir. Para pengungsi juga belum bisa memenuhi kebutuhan makan, setidaknya hingga dua hari ke depan. Sebab, sebagian besar masih disibukkan dengan harta benda mereka yang rusak dan belum normalnya perdagangan. Karena banjir di Ngawi sudah surut, kemarin sebagian besar tim SAR berpindah tugas ke Bojonegoro. Tim terutama memindahkan perlengkapan evakuasi. "Unit pelayanan kesehatan masih akan tinggal sekitar seminggu ke depan," ujar Komandan Lapangan SAR Sampoerna MR Tolle. Jalan pantura Pascabanjir, sejumlah ruas jalan di jalur pantai utara (pantura) Kota Tegal, Kabupaten Brebes, dan Kabupaten Tegal di Jawa Tengah rusak. Selain jalan berlubang-lubang hingga sedalam 10 cm, sejumlah aspal pun terlipat. Kerusakan jalan di Kota Tegal terlihat di ruas Jalan MT Haryono, Gajah Mada, Yos Sudarso, dan Jalan Martoloyo. Sejumlah lubang jalan yang berdiamater 20 hingga 60 sentimeter ditemukan di ruas jalan tersebut. Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Tegal Ajun Komisaris I Ketut Sudana mengatakan, saat ini ditemukan sekitar 25 lubang jalan di wilayah Kota Tegal. Dari hasil koordinasi dengan pemerintah daerah untuk sementara akan dilakukan penambalan pada lubang jalan tersebut. Kerusakan jalan di Kabupaten Brebes ditemukan mulai dari Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung, hingga Losari. Kepala Satuan Lalu Pintas Polres Brebes Ajun Komisaris Arief Bahtiar mengatakan, kerusakan terparah terdapat di jalur pantura Kecamatan Tanjung. Di Kabupaten Tegal, kerusakan jalan terlihat di Jalan Raya Dampyak, jalur pantura Desa Maribaya dan Padaharja, Kecamatan Kramat, dan jalur pantura Desa Sidoharjo, Kecamatan Surodadi. Bantuan Untuk menanggulangi bencana akhir tahun ini, Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Tengah telah menyerahkan bantuan tunai Rp 100 juta. Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi juga membantu Rp 1 miliar, sedangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantu Rp 5 miliar. RAZ/ACI/SET/HEN/GAL/A09/BUR/GAL/SUP) Post Date : 31 Desember 2007 |