Bogowonto Rendam Rumah Warga

Sumber:Koran Sindo - 30 Juli 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

KULONPROGO (SI) – Sekitar enam desa di perbatasan Kulonprogo dan Purworejo terendam air Sungai Bogowonto. Air sungai ini tidak bisa masuk ke Samudera Hindia karena tertutup sedimentasi pasir.

Upaya warga dengan membuka muara, belum banyak membuahkan hasil. Akibat rendaman ini, puluhan hektar lahan pertanian dan tambak udang warga terancam. Air sungai ini merendam beberapa pedukuhan di wilayah Desa Jangkaran,Kecamatan Temon,Kulonprogo. Selain itu juga merendam beberapa pedukuhan di wilayah Jogoboyo, Jatikontal,Karanganyar, Gedangan, dan sebagian wilayah Kecamatan Purwodadi, Purworejo.

Salah seorang warga, Sumadi mengaku musibah ini sudah menjadi bencana rutin tahunan. Hampir setiap musim kemarau air sungai tidak bisa masuk ke laut. Sebab, aliran air sangat kecil, dan kalah dengan ombak. Akibatnya di muara sungai muncul dataran. Lama-kelamaan jumlah sedimen pasir ini akan terus bertambah hingga memunculkan laguna. Air sungai yang terhalang pasir ini akhirnya meluber dari badan sungai. Sebagian mulai mengarah ke persawahan di sisi barat.

Belakangan pekarangan warga juga ikut terendam. Bahkan sebagian warga harus menggunakan perahu darurat untuk beraktivitas.”Air ini mulai meluap sejak lima hari lalu,”jelas Sumadi kemarin. Warga yang lain, Haryana, mengaku warga dengan peralatan seadanya telah mencoba untuk membuka sediment pasir. Hanya saja upaya ini belum banyak menyelesaikan permasalahan yang ada.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, biasanya akan diupayakan pembukaan menggunakan alat berat. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan akan dibuka. ”Kalau hanya dicangkul, sifatnya hanya sementara,”jelasnya. Kepala Kantor Kesbanglinmas Riyadi Sunarto mengatakan, pemkab sudah melayangkan surat kepada balai besar Sungai Serayu dan Opak untuk dilakukan pembukaan.

Sebab,jika tidak segera dilakukan pembukaan,maka luberan air ini bisa menggenangi rumah penduduk dan tambak udang milik warga. Pemerintah juga telah menyiapkan lahan sebagai tempat pengungsian. Hanya saja warga masih enggan mengungsi sebelum air sudah masuk ke dalam rumah. Sementara di pelataran rumah ketinggian air sudah mencapai 15-30 cm.”Kita akan upayakan alat berat untuk membukanya,”jelas Riyadi. (kuntadi)



Post Date : 30 Juli 2010