|
BOGOR -- Pemkab Kabupaten Bogor akan membangun tempat pembuangan akhir (TPA) regional di salah satu daerah di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal. TPA itu nantinya diperuntukkan bagi pengelolaan sampah yang berasal dari Jakarta, Bogor, dan Depok. ''Termasuk daerah perbatasan Bekasi,'' ujar Sekretaris Komisi A, Lulu Azhary Lucky, Rabu (24/8). Dia mengungkapkan hal itu saat menerima kedatangan sejumlah karyawan PT Wira Guna Sejahtera (WGS), operator tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) Bojong. Mereka mengadukan nasibnya ke dewan yang kerap menerima intimidasi. Dalam pengembangan TPA regional itu, lanjutnya, telah disiapkan lahan seluas sekitar 60 hektare. Saat ini, kelengkapan administrasi pertanahan sedang diselesaikan di desa itu. Pemerintah, diminta Lulu, untuk taat aturan dalam membebaskan tahan untuk TPA tersebut. ''Karena di sana banyak tanah kehutanan.'' Disebutkan, TPA tersebut nantinya akan menggunakan sistem sanitary landfill. Untuk menghindari dampak buruknya bagi warga, Lulu mengatakan, perlu dibuat akses jalan khusus. ''Yang tidak melewati pemukiman,'' ujarnya. Mungkin, sambungnya, pemerintah dapat bekerja sama dengan Indocement untuk membangun akses tersebut. Lulu juga menekankan pentingnya kerja sama lintas daerah yang kuat. Agar masalah seperti TPST Bojong tidak terulang. Kabupaten Bogor, sebenarnya tidak menerima pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan dari keberadaan TPST atau TPA ini. Namun, sambungnya, masalah sampah memang perlu menjadi perhatian bersama. Sebelumnya, Sekretaris Daerah Kabupaten Pery Soeparman pernah mengungkap sekelumit tentang TPA regional ini. Menurutnya, TPA itu akan beroperasi pada 2007 nanti. Pengelolaan dilakukan dengan mesin incenerator dan teknologi bio elektrik. Kerjasama juga mungkin akan dilakukan dengan perusahaan Malaysia, Lendaru, yang memiliki teknologi canggih dalam pengolahan sampah. Terkait rencana pengoperasian TPST Bojong, masih dalam pembahasan serius Muspida Kabupaten Bogor. Bahkan Polwil Bogor menyatakan ketidaksiapannya bila TPST Bojong beroperasi. Alasannya, suasana di lokasi TPST masih belum kondusif. Tentang dugaan intimidasi yang dialami karyawan PT WGS, Lulu mengatakan, komisinya berencana memanggil pihak terkait. ''Kami akan tanya ke Kapolres apa betul tidak ada tindak lanjut laporan intimidasi.'' (c33) Post Date : 25 Agustus 2005 |