Bogor Bangun Bank Sampah

Sumber:Republika - 17 Oktober 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BOGOR - Kota Bogor menjadi salah satu dari lima kota di Indonesia yang akan memiliki bank sampah. Teknologi ini diharapkan bisa mengurangi enam hingga 26 persen sampah di Kota Bogor. 
 
Kepala Bidang Tata Lingkungan dan Dampak Lingkungan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, bank sampah itu akan dibangun di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan. 
 
"Sampah nanti dapat diminimalisasi timbunannya antara enam hingga 26 persen setiap harinya," kata dia, Ahad (16/10). Selain mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bank sampah dapat menambah pendapatan masyarakat. 
 
Bank sampah merupakan pilot project dari Kementerian Lingkungan Hidup. Empat kota lain yang juga akan melaksanakan proyek bank sampah adalah Batam, Surabaya, Palembang, dan Bandar Lampung. 
 
Shahlan mengatakan, bank sampah nantinya akan berdiri di setiap kelurahan di Kota Bogor, bukan hanya di Kelurahan Kertamaya. Karena itu, Shahlan terus menggelar sosialisasi bank sampah. "Sehingga masyarakat paham," katanya. 
 
Bank sampah bekerja bak bank pengumpul uang. Shahlan menjelaskan, bank sampah memiliki lembaga pengurus, mulai dari manajer, tenaga administrasi, kasir, unit kerajinan, hingga unit pengumpulan. Warga kemudian bisa membuang sampah dan dicatat sebagai tabungan dan bank sampah. 
 
"Namanya bank, jadi benar-benar seperti bank. Masyarakat datang untuk menabung sampah," paparnya. Untuk mempermudah operasional, Pemkot Bogor mendapat bantuan mesin pengumpul sampah dari PT Gas Negara. 
 
Bank sampah sebenarnya bukan hal baru bagi kota ini. Sekolah Alam di Jalan Pangeran Ashogiri, Kelurahan Tanah Baru, dan SDN Bantarjati 9 di Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, telah mempraktikkan bank sampah. Sekolah Alam memiliki 100 nasabah yang terdiri atas siswa di sana. Tiap hari siswa menyetor sampah yang dibawa dari rumah. 
 
Setiap menyetorkan sampah, siswa mendapatkan koin yang telah disiapkan oleh penanggung jawab bank sampah. Koin yang didapat siswa setiap bulan ditukarkan dengan uang. Jumlahnya berbeda-beda bergantung dari nilai sampahnya. "Misalnya, harga bekas kemasan minuman, nilai kursnya akan berbeda dengan harga kertas koran," kata Shahlan. Bank sampah di Sekolah Alam sudah berjalan baik, sementara di SDN Bantarjati 9, baru sebatas dicatat dalam buku tabungan sampah.
 
Shahlan mengatakan, program bank sampah ini meniru program percontohan di Bantul, Yogyakarta. Nasabah bank sampah di Bantul menambung setiap harinya dan mengambil uang setiap menjelang Lebaran. Para nasabah bisa mendapatkan uang dari hasil tabungan sampahnya rata-rata sebesar tiga juta rupiah. Pembangunan bank sampah di Kelurahan Kertamaya akan selesai pada Desember mendatang dan diresmikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup. 
 
Kementerian Lingkungan Hidup menargetkan, setiap tahunnya, kabupaten dan kota di Indonesia memiliki bank sampah. Tahun 2014 nanti, targetnya 25 bank sampah dimiliki tiap kota dan kabupaten, setidaknya separuh kota di Indonesia bisa memiliki bank sampah. Bila target itu tercapai, efek minimalnya adalah terciptanya perputaran uang yang mendorong ekonomi dari bisnis sampah. indira rezkisari


Post Date : 17 Oktober 2011