|
Pemerintah Kota Bekasi harus sungguh memperhatikan kawasan resapan air demi menghindari ancaman banjir yang lebih parah akibat pembangunan kawasan Blue Oasis City. Kawasan yang terdiri dari Blue Mall, apartemen, dan Hotel Holiday Inn, serta taman rekreasi air Water Park Blue Lagoon itu akan dibangun di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur. Pasalnya, selama ini Pemkot Bekasi hanya mengutamakan perhitungan bisnis semata dalam memberikan izin pembangunan pusat perbelanjaan daripada mempertimbangkan ancaman terhadap lingkungan hidup dan warga sekitar. "Ini sungguh ironis! Pemkot Bekasi kerap mengeluhkan berkurangnya situ-situ yang berfungsi sebagai kawasan resapan air. Tetapi anehnya, kawasan Karangkitri yang mau didirikan Blue Oasis City itu malah diizinkan," kata Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Islam 1945 Bekasi, Reslan Resa, Selasa (27/7). Rencananya, pemasangan tiang pancang pertama pembangunan kawasan Blue Oasis City tetap akan dimulai Rabu (28/7) ini. Pemasangan tiang pancang akan dilakukan secara resmi oleh Wali Kota Bekasi. Padahal, kata Reslan, lahan itu adalah kawasan resapan air. Untuk mengganti kawasan resapan air yang hendak dibangun mal itu, Pemkot Bekasi pernah secara informal meminta supaya lapangan bola di Universitas Islam 1945 Bekasi dijadikan situ pengganti. Menurut dia, pembangunan danau untuk resapan air di lapangan sepak bola Unisma Bekasi tidak memecahkan masalah. Selama ini, hujan deras sebentar saja, kampus Unisma sudah tergenang air. Karena itu, pihaknya khawatir, adanya bangunan pusat perbelanjaan di kawasan resapan air Karangkitri membuat persoalan banjir di Unisma akan semakin parah. "Bahkan, ancaman banjir itu bukan cuma dialami Unisma, tetapi juga warga perumahan lain karena limpasan air mau terserap ke mana lagi? Pasalnya, di sekitarnya sudah merupakan lahan terbangun," kata Reslan. Harun Al Rasyid, salah satu tim analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) Pemkot Bekasi, mengatakan, sejauh ini amdal pembangunan Blue Oasisi City belum dikeluarkan. Alasannya, hasil studi amdal kawasan itu masih banyak yang perlu dikaji secara mendalam. Selain banjir, kemacetan lalu lintas masih menjadi permasalahan pelik. Di sisi lain, kawasan tol Bekasi Timur juga cukup padat akibat tidak adanya analisis lalu lintas yang memadai, ketika dibangun Bekasi Trade Center. "Saya juga heran, amdal belum keluar, tetapi izin pembangunan sudah diterbitkan," kata Harun. Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Bekasi Paray Said mengakui adanya ancaman banjir, karena daerah itu merupakan pintu masuk air dari wilayah selatan. "Tapi tidak masalah, jika tidak dibangun danau resapan air di Unisma. Itu baru penjajakan. Apalagi, pengembang kan tidak membangun semua lahan, paling sekitar 30 persennya saja," kata Paray. Secara terpisah, Presiden Direktur Blue Oasis City, Indra Hidajat, dalam konferensi pers di Jakarta kemarin, berjanji mengurus amdal pembangunan kawasan itu, termasuk dampak kemacetan lalu lintasnya. "Kami sudah melakukan studi kelayakan lokasi itu. Investasinya mencapai Rp 1 triliun," kata Indra. (ELN/OSA) Post Date : 28 Juli 2004 |