|
JAKARTA --Pengambilan air laut untuk dijadikan air bersih dilakukan dengan memasang pipa sepanjang 100 m. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD) Jakarta tengah mengembangkan alternatif penyediaan air bersih untuk warga Ibu Kota. Teknologi yang akan dipakai adalah reverse osmosis (RO). Untuk merealisasikan proyek air bersih ini BPLHD kerja sama dengan PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Menurut Ketua BPLHD Jakarta, Kosasih Wirahadikusumah, kebijakan ini ditempuh mengingat kemampuan PDAM Jaya dan dua mitra asingnya untuk menjamin kuantitas dan kualitas air bersih bagi warga Jakarta masih diragukan. ''Artinya, kemampuan mereka (PDAM Jaya, yakni PT Thames PAM Jaya (TPJ) dan PT PAM Lyonaise Jaya (Palyja) untuk memenuhi kebutuhan di Jakarta dari segi kuantitas masih sulit apalagi memimpikan kualitas dalam tahun 2007 yang siap minum,'' ujar Kosasih usai rapat dengan Komisi D DPRD Jakarta, Senin (16/5). Padahal, lanjutnya, kebutuhan dan tuntutan akan air bersih bagi kalangan masyarakat maupun industri sangat tinggi. PT TIJA membutuhkan pasokan air bersih yang sangat besar. Sayangnya, dari aspek kuantitas, yang diterima PT TIJA berupa pasokan air bersih dari mitra asing PDAM Jaya misalnya tidak menentu baik aspek kuantitas maupun kualitasnya tidak menentu. ''Ancol tentu saja menjerit, apalagi setiap tahunnya tarif air naik terus,'' katanya. Padahal, Ancol setiap bulannya harus mengeluarkan biaya untuk membayar air bersih Rp 2,5 miliar atau Rp 30 miliar per tahun. ''Karena itu, kita tawarkan cara lain untuk ciptakan air dari sumber yang tidak pernah habis, yakni air laut dengan sistem RO tadi,'' ulasnya. Secara teknis dia menyebutkan, pengambilan air laut untuk dijadikan air bersih dilakukan dengan memasang pipa sepanjang 100 meter hingga 200 meter. Hanya saja, pemasangan pipa itu dilakukan di dasar laut sehingga air yang digunakan dipastikan bersih. Teknologi RO menggunakan tenaga sinar matahari yang menghasilkan air bersih dari laut. Air itu langsung dapat diminum. Kelebihan lainnya, pengoperasiannya sangat ramah lingkungan karena tidak menimbulkan polusi. Menurut Kosasih, Singapura sudah lama melakukan penyediaan air bersih dengan pola tersebut. Di awal pengoperasiannya, sistem RO cukup mahal, namun setelah itu menjadi murah. ''Kita yakinkan modal dalam pengoperasian sistem ini akan kembali dalam tempo satu tahun. Dan sekarang ini PT TIJA menyatakan kesediaannya bekerjasama dengan kami dalam pengadaan air bersih tersebut,'' ujarnya. Dia menambahkan, kapasitas air bersih yang dihasilkan dengan teknik RO ini sebanyak 2,5 juta m3 per hari. Sedangkan kebutuhan PT TIJA sendiri setiap harinya sebanyak 1 juta m3. Sisa produksi air bersih yang dihasilkan nantinya bisa membantu masyarakat sekitar Ancol dan juga untuk memenuhi kebutuhan air bersih di pelabuhan. Komisi D DPRD Jakarta menyambut baik rencana BPLHD Jakarta untuk penyediaan air bersih. Namun dewan mengingatkan, usulan tersebut sebaiknya melibatkan semua anggota dewan dalam sebuah rapat paripurna. ''Banyak kajian yang dilakukan berbagai instansi, namun yang terpenting bagi kami adalah bukti,'' ujar Ketua Komisi D DPRD Jakarta, Sayogo Hendrosubroto. Di tempat terpisah, Dirut PT TIJA, Budikarya membenarkan rencana pembangunan penyediaan air bersih bagi pihaknya. Hanya saja, katanya, rencana itu masih menunggu pihak investor karena anggaran. ''Realisasinya kita rencanakan secepatnya,'' katanya. Sementara itu Humas TPJ, Devy A Yheanne dalam siaran persnya mengatakan, wilayah operasional PT Thames PAM Jaya (TPJ) hanya mencakup wilayah Jakarta Timur, sebagian Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Utara. Dengan demikian, para pelanggan air PAM yang berdomisili di luar wilayah tersebut seperti Tebet, Jakarta Selatan, bukan merupakan pelanggan TPJ. Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) TPJ terdiri atas: Rayon Martadinata, Enggano, Podomoro, Dewa Ruci, Gading Permai, Sindang, Tipar Cakung, Cempaka Baru, Salemba, Pulomas, Balai Pustaka, Kalimalang dan Gudang Air. (man ) Post Date : 17 Mei 2005 |