Jakarta, Kompas - Bisnis air bersih yang dijalankan kedua mitra PAM Jaya, PT Palyja dan PT Aetra, terancam. Tiga pelanggan besar mereka mulai memproduksi air bersih sendiri sehingga berpotensi mengurangi pemasukan, yang menjadi sumber subsidi bagi pelanggan kecil.
Pengamat hidrologi dan anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI, Firdaus Ali, mengatakan, ketiga pelanggan besar yang sudah atau sedang mempersiapkan produksi air bersih secara mandiri itu adalah PT Pelindo II sebagai pengelola Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pembangunan Jaya Ancol, dan Plaza Indonesia.
PT Pelindo II dan PT Pembangunan Jaya Ancol akan mengolah air laut menjadi air bersih dengan sistem reverse osmosis (RO). Adapun Plaza Indonesia akan mengolah air limbah menjadi air bersih. Dua pengelola mal besar di Jakarta Pusat dan Jakarta Utara itu juga merencanakan memproduksi air bersih sendiri.
Direktur Utama PAM Jaya Hariadi Priyohutomo mengatakan, produksi air bersih secara mandiri sebenarnya tidak dilarang jika pasokan air dari kedua mitra swastanya tidak cukup. Namun, air yang diproduksi tidak boleh melebihi selisih antara kebutuhan dan pasokan serta hanya boleh dikonsumsi sendiri.
Mulainya beberapa pelanggan besar memproduksi air, kata Hariadi, harus disikapi dengan meningkatkan pasokan air dan pelayanan serta menurunkan kebocoran. Jika semua pelanggan besar memproduksi air sendiri, dana keuntungan yang biasa digunakan untuk menyubsidi pelanggan miskin akan berkurang.
Menurut Firdaus, pengolahan air limbah menjadi air bersih dinilai positif karena tidak menyedot air tanah dan tidak menghasilkan limbah yang mengotori lingkungan. Namun, pihak yang mengubah air laut menjadi air bersih dengan sistem RO diduga melakukannya dengan alasan ekonomi.
Air yang dijual PT Aetra untuk Ancol dikenai tarif Rp 12.550 per meter kubik dan untuk pelabuhan Rp 14.500 per meter kubik. Adapun harga air dari RO hanya mencapai Rp 5.200 per meter kubik. Dengan selisih tarif yang besar, Ancol sangat tertarik memproduksi air sendiri. Apalagi, Ancol akan menambah properti lagi tahun ini.
Anggota staf Humas PT Pembangunan Jaya Ancol, Sofia Cakti, mengatakan, produksi air secara mandiri di Ancol sedang dalam tahap persiapan. Pihaknya memproduksi air untuk memenuhi kebutuhan saat puncak musim liburan dan mengurangi ketergantungan dari PAM Jaya.
”Pada saat liburan, pengunjung Ancol dapat mencapai ratusan ribu orang. Jika saat itu pasokan air mati, kami akan mengecewakan banyak pengunjung. Untuk mengantisipasinya, kami harus mempunyai pengolahan air sendiri dan tetap berlangganan air ke PAM,” kata Sofia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Aetra Syahril Japarin dan Kepala Komunikasi PT Palyja Meyritha Maryanie menyatakan kesanggupannya untuk memenuhi kebutuhan air bagi semua pelanggan besar di Jakarta. Penambahan volume, pembangunan rumah pompa, dan penambahan pipa dikerjakan dua perusahaan itu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan besar. (ECA)
Post Date : 13 Januari 2010
|