Biopori Cegah Banjir hingga 40%

Sumber:Media Indonesia - 29 Maret 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

SOLO (MI): Kementerian Lingkungan Hidup akan menggencarkan program biopori untuk mengatasi terjadinya banjir. Menurut Asisten Deputi Urusan Pengendalian Kerusakan Sungai dan Danau Kementerian Lingkungan Hidup Antung Dedy Rediansyah di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/3), ada beberapa daerah yang menggunakan teknik biopori berhasil mengurangi potensi banjir hingga 40%.

''Program biopori itu murah biayanya. Pembuatan lubang biopori bisa dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, baik di pekarangan rumah dan lingkungan tempat tinggal masing-masing,'' kata Antung.

Ia berharap masyarakat bisa membuat biopori di lingkungannya. Warga cukup membuat lubang berdiameter 10 cm-30 cm dengan kedalaman satu meter, dan dilengkapi semacam cincin beton pada bibirnya.

Lubang itu selanjutnya cukup diisi dengan sampah organik. Keberadaan sampah organik itu nantinya berfungsi sebagai media berkembangbiaknya cacing tanah.

Cacing-cacing itulah nantinya akan membuat liang-liang di sekitar biopori, yang berfungsi sebagai penyerap air saat turun hujan. Dengan demikian proses peresapan akan terjadi lebih cepat. Manfaat biopori lainnya ialah membantu meningkatkan kesuburan tanah. ''Biopori sangat pas untuk wilayah permukiman dan pertanian,'' jelas Antung.

Selain lubang biopori, program lain yang juga akan terus digencarkan KLH adalah pembuatan sumur resapan. Sayangnya, kata Antung, kedua program itu masih belum tersosialisasikan secara luas. Termasuk pula di Pulau Jawa yang memiliki banyak wilayah perbukitan.

''Padahal biopori dan sumur resapan sangat efektif untuk wilayah dengan topografi tinggi, tetapi bukan miring.'' (FR/H-3)



Post Date : 29 Maret 2008