Biomethagreen Solusi Sampah Bandung

Sumber:Koran Sindo - 25 Mei 2011
Kategori:Sampah Luar Jakarta

BANDUNG– Teknologi pengolahan sampah biomethagreenyang dipusatkan di Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kantor Bidang Operasional Bandung Selatan, Sekelimus Barat,kemarin diluncurkan.

Dengan metode ini, sekitar 1 ton sampah per hari dapat diolah menjadi gas metan yang energinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan gas rumah tangga, listrik, dan pupuk cair. Rencananya, biomethagreen akan melengkapi teknologi pengolahan sampah lain seperti pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) serta komposter.

Direktur Utama PD Kebersihan Cece H Iskandar mengatakan, biomethagreen merupakan metode baru pengolahan sampah yang pertama kali dikembangkan oleh DR Muhammad Fatah Wiyatna,dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad). Sebelumnya, teknologi tersebut sudah diujicobakan di Cibangkong dengan kapasitas sampah 200 kilogram per hari atas bantuan Yayasan Saung Kadeudeuh dan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jabar- Banten (BJB). “Peluncuran ini didorong pihak pemkot yang mengharapkan adanya sistem pengolahan sampah ramah lingkungan dan dapat mengatasi permasalahan sampah di Kota Bandung.”

“Kemudian, kami pun berkoordinasi dengan pihak Puslit Dinamika Pembangunan LPPM Unpad, sehingga unit operasional ini resmi dijadikan pusat pengolahan sampah biomethagreen,” jelas Cece di selasela peluncuran,kemarin. Cece menjelaskan,langkah tersebut bagian dari upaya Kota Bandung untuk mencapai target 3R (reuse,reduce,recycle) 20% dari total jumlah sampah pada 2013.Saat ini upaya 3R baru mencapai 8%.

Selama dua bulan diujicobakan di Sekelimus, hasil dari biomethagreen baru digunakan di lingkungan informal dan internal Unit Operasional. Namun ke depan,metode tersebut sangat signifikan melengkapi keberadaan PLTSa. “Saat ini hanya 1 ton dari 1.700 ton sampah yang dihasilkan di Kota Bandung,tapi ke depanlangkahiniakandikembangkan secara bertahap. Kemungkinan mesin pengolahan akan kami tempatkan di masing-masing TPS, sehingga mengurangi biaya angkut,”sambung Cece.

Penggagas konsep biomethagreen, DR Muhammad Fatah Wiyatna, mengatakan bahwa teknologi ini sangat ramah lingkungan lantaran tidak menyebabkan pencemaran. Setiap 1 ton sampah yang diolah dapat menghasilkan 48 meter kubik biogas atau setara dengan 24 kilogram elpiji serta 14.000 watt listrik per hari. Selain itu, biomethagreen juga sanggup menghasilkan pupuk cair yang secara potensi ekonomi dapat menghasilkan keuntungan Rp200.000 per hari. “Konsep ini baru saya kembangkan sekitar lima bulan dan responsnya sangat luar biasa.

Secara teknis, konsep ini adalah penguraian sampah organik yang sifatnya anaerob, sehingga sifatnya tertutup dan tak ada oksigen yang keluar.Dengan demikian, tidak mengeluarkan polusi,”papar Fatah. dini budiman



Post Date : 25 Mei 2011