Biogas Tinja Terus Dikembangkan

Sumber:Kompas - 02 November 2009
Kategori:Sanitasi

Wonosari, Kompas - Biogas dari tinja terus dikembangkan di Gunung Kidul. Setelah sebelumnya memasang instalasi pengolahan biogas di bantaran Kali Besole, Kementerian Negara Lingkungan Hidup membangun instalasi di Pondok Pesantren Darul Quran. Pembangunan instalasi biogas ini diharapkan menjadikan pesantren berwawasan lingkungan.

Ketua Pondok Pesantren Darul Quran Ahmad Haris Masduki akan menularkan teknologi ini ke pesantren lain pada forum ekopesantren yang akan digelar di Yogyakarta Rabu mendatang. "Pengolahan limbah menjadi biogas mampu menciptakan pondok pesantren ramah lingkungan atau disebut ekopesantren," ujar Haris, Minggu (1/11).

Teknologi pengolahan limbah tinja yang baru sebulan terakhir dipasang di Pondok Pesantren Darul Quran diadopsi dari Jerman melalui Bremen Overseas Research and Development Association. Dengan mengolah kotoran manusia, pengelola pondok pesantren bisa menghemat pengeluaran hingga Rp 2,5 juta per bulan untuk membeli gas.

Limbah cair instalasi pengolahan biogas bisa dimanfaatkan juga untuk pertanian. Dari lahan seluas 1.500 meter persegi, para santri bisa memanen aneka sayuran dengan nilai jual hingga Rp 1,6 juta per bulan. "Keuntungan ekonomi hanya efek samping. Yang terpenting, limbah tak lagi menjadi masalah, tetapi justru bermanfaat," ujar Haris.

Semula jijik

Santri di Pondok Pesantren Darul Quran, Muhtasin, mengaku, awalnya 400 santri jijik memanfaatkan biogas dari tinja itu. Ia dan rekan-rekannya mulai terbiasa memanfaatkan biogas setelah mencicipi masakan yang tidak berbeda sama sekali rasanya.

Sebelum mengenal pengolahan biogas, limbah dibuang ke areal persawahan sehingga mencemari lingkungan. Lewat pengolahan limbah, para santri diajak menjaga lingkungan. Pengelola pondok pesantren berharap bisa memanfaatkan olahan limbah sebagai bahan baku pupuk.

Sejak Desember lalu, warga di pinggiran Kali Besole, Gunung Kidul, juga telah memanfaatkan gas dari kotoran manusia sebagai bahan bakar. Pemerintah memperbaiki toilet warga di pinggir kali dan menampung semua kotoran dari tujuh rumah. Gas dari kotoran tersebut baru bisa dimanfaatkan oleh 13 orang dari dua keluarga. (WKM)



Post Date : 02 November 2009