Bio-Toilet Punya Keunggulan Tanpa Limbah dan Hemat air

Sumber:Jurnal Nasional - 15 Mei 2009
Kategori:Sanitasi

Dalam upaya pengembangan edukasi masyarakat agar lebih berwawasan lingkungan, Pusat Penelitian Fisika LIPI mengembangkan bio-toilet, WC yang hemat air. Keunggulan WC ini adalah sangat efisien dalam penggunaan air, karena tidak diperlukan air untuk menggelontor (flushing); tidak menimbulkan bau, dan tanpa limbah. Limbah dari WC kering atau bio-toilet ini dapat dimanfaatkan untuk kompos atau material komposit lainnya.

Produk ini merupakan alternatif untuk mengurangi limbah domestik yang dibuang tanpa pengolahan ke sungai-sungai, atau mencemari air tanah. WC kering juga akan menghemat konsumsi air per orang, karena dari penelitian LIPI 40 persen penggunaan air bersih untuk buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Penggunaan WC kering ini juga akan menekan kasus diare pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, atau sarana sanitasi yang tidak memadai. Demikian disampaikan oleh Neni Sintawardani dan tim dari Pusat Penelitian Fisika LIPI dalam acara Sosialisasi Penggunaan Bio Toilet (WC Kering) di Desa Keranggan, Serpong tanggal 11 Mei lalu.

Pemilihan Desa Keranggan sebagai alternatif lokasi pemasangan bio-toilet, antara lain kebiasaan warga setempat dalam BAB dan BAK yang kurang sehat, dan keterbatasan air pada musim kemarau.

Kegiatan ini dilakukan atas kerjasama dengan Asdep Pengembangan Budaya Iptek, Dadit Herdikiagung dan Kepala Desa Keranggan, Agus Muhdi, dihadiri wakil-wakil dari ibu-ibu PKK, Karang Taruna, Ketua RW dan Ketua RT setempat, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), serta aparat desa. Hadir pula pimpinan Pondok Pesantren Nurul Ikhsan, Ustad Sobari dan warga desa setempat.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Keranggan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan pusat-pusat penelitian di Puspiptek Serpong yang telah menyumbangkan hasil penelitiannya bagi masyarakat, dan diharapkan kerjasama yang lebih baik antara Puspiptek dengan desa-desa di sekitarnya dapat terjalin lebih baik. Selanjutnya dalam acara tanya jawab, warga mengharapkan agar WC kering ini dapat segera diaplikasikan di Desa Keranggan sebagai percontohan untuk desa-desa di sekitarnya. Kegiatan sosialisasi ini akan dilakukan beberapa kali untuk memastikan masyarakat setempat akan menggunakan dan memelihara bio-toilet yang akan dipasang, serta memanfaatkan limbah yang dihasilkan untuk kompos. Nuswantoro 



Post Date : 15 Mei 2009