BOJONEGORO, KOMPAS.com - Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bojonegoro telah memanfaatkan air Bengawan Solo untuk air baku PDAM. Selain itu PDAM juga memanfaatkan sumber air yang ada di 11 kecamatan di Bojonegoro untuk melayani pelanggan.
Direktur Utama PDAM Bojonegoro Acmad Darmawan, Rabu (9/6/2010) menjelaskan biaya produksi mengolah air Bengawan Solo empat kali lipat dibandingkan mengolah sumber mata air, yakni Rp 2.800 per meter kubik. Padahal harga jual air ke pelanggan Rp 1.400 per meter kubik.
Instalasi pengolah air (IPA) yang mengambil air baku dari Bengawan Solo hanya ada di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Dana IPA itu merupakan bantuan dari APBN senilai Rp 2 miliar.
Kapasitas IPA di Banjarsari sebesar 20 liter per detik mampu melayani 1.600 sambungan rumah. Sejak dioperasikan Mei lalu dari IPA Banjarsari baru menjaring 400 sambungan rumah. "Kami mengupayakan menjaring pelanggan baru," kata Darmawan.
Dia menjelaskan PDAM Bojonegoro, pada tahun 2010 ini, tidak akan menambah IPA baru. Potensi air olahan di sejumlah IPA yang ada, sekitar 40 persen belum termanfaatkan. PDAM mengelola 11 IPA diantaranya di Kecamatan Bojonegoro, Purwosari, Padangan, Kalitidu dan Bubulan, yang mengambil air dari sumber mata air di wilayah setempat. Jumlah pelanggan saat ini sebanyak 19.100 sambungan rumah.
Potensi air yang dikelola PDAM Bojonegoro yang dimanfaatkan baru berkisar 60 persen. "Kami berusaha menambah konsumen dengan sosialisasi, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, dan mencegah tersendatnya d istribusi," katanya.
Post Date : 09 Juni 2010
|