Besok Air sampai ke Pelanggan

Sumber:Suara Merdeka - 05 Agustus 2006
Kategori:Air Minum
SEMARANG - Pengelola air baku Klambu Kudu, Jumat (4/8) kemarin, kembali mengalirkan air baku ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM di Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk. Air tersebut terlebih dahulu mengalami proses pengolahan dan diperkirakan sampai ke pelanggan Minggu (6/8) pagi.

Kepala Bagian Transmisi dan Distribusi PDAM Kota Semarang, Cipto Hardjono, menjelaskan, air dari bendung Klambu diperkirakan baru sampai di Kudu Sabtu sore. Setelah itu, air tersebut langsung diolah dan didistribusikan ke pelanggan. ''Untuk pelanggan yang terdekat, misalnya Tlogosari, air minum sudah sampai Minggu pagi,'' katanya.

Dia mengatakan, bila debit air baku yang dikirim ke Kudu hanya 1.200 liter per detik, maka yang sampai hanya 700 liter per detik. Dengan demikian, air yang sampai ke pelanggan pada Minggu pagi itu juga belum optimal.

Humas PDAM, Lilik Indarto, menambahkan, akibat kerusakan saluran air baku di Tegowanu, Grobogan, sekitar 40.000 pelanggan tidak mendapatkan pelayanan selama dua hari. Mereka berada di wilayah pelayanan PDAM Cabang Semarang Timur, Semarang Utara, dan Semarang Tengah.

Wilayah-wilayah itu meliputi Perumahan Ketileng, Sinar Waluyo, Kakancan Mukti, Plamongan Indah, Perumahan Mahesa, wilayah Pedurungan, dan Perumnas Tlogosari. Wilayah lain yang tidak teraliri adalah sekitar Jl Kaligawe, Jl Raden Patah, sebagian perumahan Tanah Mas, Jl Pengapon, dan di Kelurahan Tanjungmas.

Dia menyebutkan, saat ini, PDAM memiliki sekitar 138.000 pelanggan. Dari jumlah itu, dia memperkirakan, 40.000 di antaranya tidak mendapat layanan akibat kerusakan saluran itu. Sebanyak 30.000 pelanggan berada di wilayah pelayanan Cabang PDAM Semarang Timur, 5.000 di Semarang Utara, dan 5.000 lagi berada di wilayah Semarang Tengah. ''Kami meminta maaf atas kejadian tersebut,'' ujar dia.

Beli Air

Akibat terhentinya aliran air dari IPA Kudu tersebut, beberapa pelanggan mengaku terpaksa membeli air dalam jerigen. Drs Bhre Maharsa Quartaris, warga Jl Selomulyo Mukti Timur IV/378, mengaku, pagi kemarin terpaksa harus mengeluarkan uang Rp 10.000-Rp 20.000 untuk membeli air. ''Wah..., tadi pagi mau mandi saja susah,'' ungkap dia.

Dia meminta, jika ada penghentian aliran air, PDAM memberi informasi kepada pelanggan. Informasi itu setidaknya berupa target, kapan pasokan air bersih bisa lembali lancar. ''Sebagai anggota Komisi A DPRD Kota, saya juga sering jadi sasaran warga untuk bertanya. Karena tidak ada informasi, saya tidak bisa menjawab,'' terang dia.

Keluhan serupa disampaikan Mundaru Karya, warga Genuk Indah. Sebelum berangkat kerja, dia juga hanya bisa mencuci muka dengan air minum dalam kemasan. Akhirnya dia harus membeli 14 jerigen air, dengan harga Rp 1.200 per jerigen. ''Itu pun harus antre, karena yang membutuhkan orang banyak,'' jelasnya.

Penuturan agak berbeda disampaikan Fitri, warga Jl Pengapon. Dia mengaku, pagi kemarin, masih mendapat layanan PDAM, walau alirannya kecil. Kemungkinan air tersebut merupakan sisa-sisa hasil produksi IPA Kudu, yang masih bisa mengalir.

Mulai Dialirkan

Kepala Unit Pengelola Air Baku Klambu-Kudu Dinas PSDA Jateng, Sugiyanto ST MT, mengatakan, setelah mengetahui saluran Klambu-Kudu di Desa Gebangan, Tegowanu, rusak, pihaknya langsung mengerahkan 35 pekerja untuk memperbaikinya. Bagian yang rusak tersebut segera dicor dan pagi kemarin air baku dari Bendung Klambu mulai dialirkan.

Sekitar pukul 09.00, aliran air baku baru mencapai 300 liter per detik. Pada pukul 10.00, debit aliran ditambah menjadi sekitar 500 liter/detik. Pada pukul 13.00 kembali ditingkatkan menjadi 750 liter/detik dan sekitar pukul 16.00 debit air pada saluran Klambu-Kudu sudah mencapai 1.000 liter/detik. Aliran air tersebut akan ditambah hingga mencapai 1.200 liter/detik.

Menurut dia, aliran air dari Klambu ke Kudu memakan waktu sekitar 2 hari. Maka, diperkirakan Sabtu ini, aliran sudah sampai ke IPA Kudu. Dia juga menjelaskan, pada bagian lain saluran itu, yakni di Tegowanu Kulon, juga sedang diperbaiki. Dinding saluran, yang semula masih berupa tanah, diperkuat dengan tiang-tiang pancang pipih selebar 1 meter dan panjang 6 meter.

Persoalannya, stok tiang-tiang pancang itu ditempatkan di badan saluran, sehingga dapat mengganggu aliran. ''Saya sudah minta kepada pelaksana agar material itu dinaikkan. Dalam kontrak disebutkan, perbaikan itu tidak boleh mengganggu aliran,'' tutur dia. (G6-18h)

Post Date : 05 Agustus 2006