|
CILACAP - Kemarin daerah yang kekurangan air bersih menjadi enam desa. Desa-desa itu meliputi Ujungmanik, Babakan, Grugu, dan Bringkeng di Kecamatan Kawunganten, serta Bumireja dan Kaliwungu di Kedungreja. ''Jadi total ada delapan desa kekurangan air bersih,'' kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Sumaryo, kemarin. Dia menyatakan kedelapan desa itu sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih. Pemerintah pun sudah mengirim air. ''Paling tidak kami mengirim satu truk tangki berisi 5.000 l air bersih ke setiap desa setiap hari.'' Dia mengatakan, sejauh ini pemerintah belum menemukan kendala dalam memenuhi permintaan air bersih. Sebab, perbandingan antara jumlah truk tangki pengangkut air dan desa yang kekurangan air masih berimbang. Kebanyakan pendudukan desa yang kekurangan air bersih memanfaatkan air hujan. Air itu mereka tampung dalam tandon untuk memasak dan mencuci. Namun seiring dengan kedatangan musim kemarau, air bersih menyusut. ''Yang terjadi saat ini bukan kekeringan, melainkan kekurangan air bersih, khususnya untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.'' Kekurangan air bersih, ujar dia, hal biasa di Cilacap. Setiap tahun bisa dipastikan ada wilayah kekurangan air. Hal itu berkait dengan kondisi geografis dengan beberapa wilayah berada di pegunungan atau rawa-rawa. Setidaknya 44 desa setiap tahun rawan air bersih. Desa-desa itu tersebar di 12 kecamatan, yakni Nusawungu, Kroya, Cilacap Utara, Jeruklegi, Kampunglaut, Kawunganten, Gandrungmangu, Bantarsari, Sidareja, Patimuan, Karangpucung, dan Kedungreja. Total warga yang terancam kekurangan air bersih 29.720 kepala keluarga atau 115.869 jiwa. Setiap tahun pemerintah meminjam truk tangki dari Kantor Bakorlinmas III dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sebab, Pemerintah Kabupaten hanya memiliki tujuh unit truk tangki air. (G21-53) Post Date : 30 Agustus 2005 |