Bertahan di Pengungsian

Sumber:Pikiran Rakyat - 08 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Ribuan warga Kec. Baleendah masih bertahan di tempat-tempat pengungsian, meskipun genangan banjir mulai surut. Mereka khawatir hujan besar akan turun lagi sehingga ketinggian banjir naik kembali.

Dari pengamatan ”PR”, Minggu (7/2), banjir di Kec. Banjaran seperti Desa Kamasan akibat luapan Sungai Cisangkuy sudah surut. Banjir yang sempat melanda Desa Bojongloa, Desa Rancaekek Wetan, dan Desa Rancaekek Kulon juga mulai surut.

”Namun, ribuan hektare sawah masih terendam banjir, sehingga dikhawatirkan tanaman padi mengalami puso atau gagal panen,” kata anggota DPRD Kab. Bandung asal Rancaekek, Cecep Suhendar.

Demikian pula banjir di Kec. Baleendah seperti Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, ataupun Kelurahan Andir sudah mulai surut. Bahkan, Jalan Raya Andir sudah bisa dilalui kendaraan dari sebelumnya tertutup banjir sejak Sabtu (6/2). Hanya, Kampung Ciputat RW 13 Kel. Andir yang masih tergenang sampai 1,5 meter karena merupakan daerah terendah.

”Dari sekitar 1.600 warga Kec. Baleendah yang mengungsi akibat banjir sebanyak 25 persennya atau 400 orang mulai kembali ke rumah. Sebagian besar warga yang kembali ke rumah berasal dari Kel. Andir,” kata Camat Baleendah Usman Sayogi, di rumah dinasnya, Minggu (7/2).

Sementara itu, sekitar empat ratus warga Kampung Cieunteung memilih bertahan di tempat-tempat pengungsian, seperti Kantor PDIP Kab. Bandung dan Kantor Kel. Baleendah. Apalagi dalam dua hari terakhir sebanyak tujuh rumah mengalami kerusakan dengan tiga di antaranya roboh akibat banjir.

”Akibat terus-menerus tergenang banjir, tujuh rumah di Kampung Cieunteung rusak parah, yakni tiga rumah ambruk dan sisanya jebol pada bagian dindingnya. Kejadian terakhir pada Sabtu (6/2) dengan dua rumah ambruk, tetapi kami masih melakukan pendataan ke lapangan,” kata Usman.

Banjir juga membuat operasional pabrik pencelupan PT Tri Daya Mas (TDM) terganggu. Para karyawan juga harus menyimpan sepeda motornya di mulut Jln. Cieunteung karena jalan tergenang banjir.

”Ratusan sepeda motor karyawan diparkir jauh dari pabrik. Kalau ke pabrik harus jalan kaki melewati genangan air,” kata Satpam TDM, Caca.

Bahkan, truk-truk angkutan kain maupun bahan kimia pencelupan juga tak bisa masuk ke lokasi pabrik. ”Kalau areal pabriknya aman dari banjir karena sudah ditinggikan dan sekelilingnya dipagar beton. Akan tetapi, jalan masuk ke areal pabrik terendam banjir,” katanya.

Menurut Usman, banjir kali ini lebih disebabkan meluapnya Sungai Cisangkuy yang bermuara ke Sungai Citarum bukan akibat meluapnya Sungai Citarum. ”Ujung Sungai Cisangkuy yang meluap berada di Kel. Andir tepatnya Kampung Cigosol sehingga menggenangi kelurahan tersebut. Air kiriman dari Sungai Cisangkuy juga berdampak ke Kampung Cieunteung melalui sungai-sungai kecil,” katanya.

Bantaran Sungai Cisangkuy sepanjang 900 meter di Kel. Andir, menurut Usman, belum ditanggul sehingga air meluap. ”Apalagi dari empat pintu pengatur air sebanyak dua pintu mengalami kerusakan. Solusi jangka pendek mengatasi banjir di Kel. Andir dan Kampung Cieunteung dengan membangun tanggul Sungai Cisangkuy dan perbaikan pintu air,” katanya.

Selain itu, pembuatan tanggul penahan banjir di Kampung Cieunteung yang belum selesai sepanjang 100 meter juga harus segera dikerjakan. ”Tanggul juga harus ditinggikan dari 1,1 meter menjadi 1,5 meter. Sungai-sungai kecil di sekitar Kampung Cieunteung dan Kel. Andir yang mengalirkan air dari Sungai Citarum juga harus ditutup,” katanya.

Cikeruh meluap

Sementara itu, hujan deras yang mengguyur wilayah barat Sumedang sejak siang hingga sore, Sabtu (6/2), telah mengakibatkan Sungai Cikeruh meluap dan menggenangi ratusan rumah warga di Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang.

Banjir Sabtu sore itu merupakan banjir yang kedua kalinya selama musim hujan sekarang, dan terjadi beberapa saat setelah kedatangan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) H.R. Agung Laksono meninjau lokasi yang biasa terkena banjir di kecamatan itu.

Banjir kali kedua itu telah mengakibatkan ratusan rumah di empat desa di kecamatan yang berbatasan dengan Kab. Bandung itu tergenang air, antara lain di Desa Cikeruh, Hergarmanah, Sayang, dan Desa Mekargalih.

Begitu melihat Sungai Cikeruh meluap, warga yang rumahnya sempat tergenang banjir serupa tiga pekan lalu di empat desa itu, segera mengungsikan barang-barang di rumahnya ke tempat yang aman, dan sebagian warga berjaga di luar rumah. ”Kami segera mengamankan barang-barang supaya tidak tergenang seperti yang kami alami pada banjir yang pertama,” kata Zaenal (60) warga Dusun Dangdeur, Desa Mekargalih, Sabtu malam.

Menurut Zaenal, banjir kedua Sabtu sore memang lebih kecil dibandingkan dengan banjir pertama. Akan tetapi datangnya cukup mendadak sehingga membuat warga panik.

Pada banjir pertama, menurut mereka, genangan air tertinggi ada yang mencapai 2,5 meter, sementara pada banjir kedua, paling tinggi hanya mencapai 1-2 meter dan hanya berlangsung tidak lebih dari tiga jam.

Normalisasi sungai

Camat Jatinangor Nandang Suparman, Minggu (7/2) pagi, menyebutkan, berdasarkan laporan dari empat desa, Sabtu sore hingga malam banjir telah menggenangi 643 rumah. Masing-masing, di Desa Cikeruh 250 rumah, Desa Sayang 300 rumah, Hegarmanah 20 rumah, dan di Desa Mekargalih 76 rumah. ”Untuk menanggulangi banjir susulan, warga di empat desa itu memohon dan berharap pemerintah secepatnya menormalisasi Sungai Cikeruh yang telah mengalami pendangkalan,” ujar Nandang.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Setda Sumedang Ari Kusnadi menyebutkan, dalam kunjungan ke Jatinangor Sumedang, Menko Kesra Agung Laksono memberikan bantuan berupa tiga unit perahu karet dan satu mesin penyedot air. Kemudian, seratus unit alat dapur, dua unit tenda peleton, dua unit tenda regu, serta satu unit genset pembangkit listrik.

Selain itu, untuk keperluan penanganan tanggap darurat banjir di Jatinangor, menurut Ari, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah menurunkan bantuan, seperti tenda kanvas, tenda regu, velbed, dan rompi pelampung. (A-71/A-91)



Post Date : 08 Februari 2010