|
Jambi, Kompas - Seiring dengan masuknya musim hujan, penduduk yang tinggal di tepian dan daerah aliran Sungai Batanghari di Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, mulai melakukan persiapan menghadapi datangnya banjir. Setiap akhir tahun, banjir akibat meluapnya dua sungai itu biasa terjadi. Persiapan penduduk di antaranya dilakukan dengan memeriksa dan memperbaiki perahu kecil mereka. Alat transportasi air itu biasa digunakan sebagai sarana transportasi dari rumah ke jalan, pasar, sekolah, dan masjid saat banjir. Di Kota Jambi, kawasan yang menjadi langganan banjir setiap tahun adalah sebagian besar wilayah Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan, serta sebagian Kecamatan Jambi Selatan dan Telanaipura. Adapun di Muaro Jambi, antara lain di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kumpeh, Maro Sebo, Jambi Luar Kota, dan Sekernan. "Saya baru memeriksa perahu kecil yang ditempatkan di bawah kolong rumah, apakah masih layak digunakan atau tidak. Ternyata masih layak," kata Rifaat (49), penduduk Kelurahan Kampung Tengah, Kecamatan Danau Teluk, Kota Jambi, Rabu (8/11). Rifaat menyebutkan, setiap tahun lahan dan pekarangan rumah di Kampung Tengah terendam banjir dengan ketinggian 100-150 sentimeter (cm). "Kecuali pada banjir besar 2003 lalu. Saat itu ketinggian air di pekarangan rumah saya lebih dari dua meter," katanya. Menurut Rifaat, waktu datangnya banjir Sungai Batanghari pada tahun ini telah berubah. "Biasanya pada setiap awal Oktober air Sungai Batanghari sudah mulai naik. Namun pada tahun ini, air baru naik mulai minggu kedua bulan November," katanya. Kondisi itu menunjukkan, perilaku sungai terpanjang di Sumatera, dengan panjang sekitar 1.000 kilometer, itu sudah berubah. Sebelum banjir tiba, biasanya permukaan air sungai naik secara perlahan sekitar 20-50 cm per hari. Banjir akibat meluapnya Sungai Batanghari di Kota Jambi dan Muaro Jambi, serta beberapa kabupaten lain di Jambi, setiap tahun berlangsung selama dua hingga tiga bulan. Banjir yang selalu terjadi setiap akhir tahun dan awal tahun tersebut, biasanya merendam ribuan hektar areal pertanian. Sejumlah sekolah pun kebanjiran, sehingga kegiatan belajar diliburkan. Aktivitas penduduk sehari-hari terganggu pula. "Karena terjadi setiap tahun, musim hujan sudah mulai, Pemda Kota Jambi sudah mengantisipasi datangnya banjir tahun ini. Penduduk yang tinggal di bantaran atau tepian sungai dan di daerah aliran Sungai Batanghari sudah diimbau untuk waspada dan bersiap-siap menghadapi datangnya banjir. Tanaman di pekarangan dan lahan yang telah siap, disarankan pula agar secepatnya dipanen," tutur Sekretaris Daerah Kota Jambi, Asnawi AB. Menurut Asnawi, yang juga Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi, ke kawasan yang terendam banjir, akan dibuka dan disediakan perahu untuk melayani masyarakat. (nat) Post Date : 09 November 2006 |