Berjuang Membebaskan Diri dari Banjir

Sumber:Kompas - 23 Maret 2008
Kategori:Banjir di Jakarta
Banjir tidak menyurutkan langkah sebagian orang untuk tetap tinggal di rumah mereka. Daripada harus pindah, mereka memilih tetap bertahan dan berjuang agar lingkungan tempat tinggalnya kembali terbebas dari banjir.

Ny Mahaga sejak tahun 1980-an sudah mondar-mandir ke Kantor Wali Kota Jakarta Selatan. Ketika itu usianya masih 47 tahun. Bersama warga Puloraya yang lain, ia meminta agar pemerintah segera mengatasi banjir di lingkungannya. Namun, hingga sekarang, artinya sudah 28 tahun, permukimannya masih saja kebanjiran.

”Kalau dipikir-pikir, capai juga. Kami omong enggak ada yang mendengarkan. Tetapi kalau bukan kami sendiri yang berjuang, siapa lagi?” tutur Mahaga.

Ia kini mendesak agar fungsi waduk yang disewakan untuk lapangan golf dikembalikan. Selain itu, pemerintah segera menormalkan sebagian ruas Kali Krukut dan Kali Nipah yang melintasi daerah Puloraya.

Sementara itu, Soleh sejak pensiun beberapa tahun lalu ikut aktif memantau banjir di daerah Nipah dan Puloraya. Setiap kali hujan ia langsung mengontak petugas pintu air di Ciganjur untuk memantau ketinggian muka air Kali Krukut dan Kali Nipah.

Swadaya

Sudirman juga sudah capai mengandalkan pemerintah dan para pengembang di Kelapa Gading. Bersama warga Kelapa Gading Permai, Sudirman lalu membentuk Forum Peduli Lingkungan Masyarakat Kelapa Gading. Forum yang dibentuk sejak banjir besar tahun 2002 itu bertugas memantau banjir di wilayah Kelapa Gading.

”Makanya setiap kali mendung saya cemas luar biasa. Orang-orang pasti menelepon saya untuk menanyakan informasi banjir,” tutur Sudirman. Ia sempat diingatkan istrinya, Suharti (53), agar tidak terlalu cemas berlebihan. Selain memantau banjir, Sudirman dan warga lain juga menggiatkan bersih-bersih lingkungan. Mereka membersihkan kali dari sampah, juga berswadaya mengeruk sebagian ruas kali. Ada 25 tukang yang dipekerjakan setiap hari.

Seluruh biaya, menurut Sudirman, ditanggung dari iuran dan donasi warga. ”Capai mengandalkan pemerintah. Aparat yang di lapangan hanya mau bekerja bila ada perintah,” kata Sudirman. (IND)



Post Date : 23 Maret 2008