BENGKULU - Banjir setinggi kurang-lebih 30 sentimeter merendam ratusan rumah di Desa Tanjung Agung dan Desa Tanjung jaya, Kecamatan Sungai Serut, Kota Bengkulu. Banjir ini terjadi akibat hujan deras yang terjadi sejak Jumat malam lalu, yang menyebabkan air Sungai Muara Bangkahulu meluap.
Dua desa ini memang kerap dilanda banjir karena berada di dataran rendah. "Tapi dulu, dalam satu hari, air surut," kata Fadli, Ketua RT 3 Desa Tanjung Agung, kepada Tempo, Sabtu lalu.
Genangan air kian parah sejak pemerintah daerah meninggikan jalan raya di sekitar Desa Tanjung Agung pada 1998. "Banyak saluran air yang ditimbun," ujarnya. Akibatnya, dari lima saluran air, kini hanya tersisa dua.
Pemerintah sebenarnya telah menyediakan pintu air untuk mengontrol banjir di wilayah tersebut, "Tapi mesinnya sering tidak berfungsi," ungkapnya. Ia menilai petugas pintu air pun tidak bekerja maksimal. Akibatnya, kata Fadli, warga terkadang harus membuka secara manual pintu air jika terjadi banjir.
Pemerintah juga pernah menawarkan relokasi kepada warga, tapi ditolak. Warga Desa Tanjung Jaya hanya mau direlokasi jika mereka ditempatkan dalam satu lingkungan yang berdekatan.
Di Gorontalo, hujan yang mengguyur kota itu sejak Sabtu siang lalu mengakibatkan puluhan rumah di Kelurahan Ipilo dan Kelurahan Bugis, Kecamatan Kota Timur, terendam air setinggi lutut orang dewasa. Air yang menggenangi puluhan rumah tersebut diduga akibat meluapnya air Kali Serdadu. "Luapan air bisa menggenangi rumah hingga dua meter," kata Syamsul, warga setempat.
Puluhan rumah warga yang berada di bantaran Danau Limboto, Kelurahan Lekobalo, Kecamatan Kota Barat, juga terendam air. "Air yang merendam itu disebabkan meluapnya air Danau Limboto," ujar Rahman Ladiku, salah seorang warga yang tinggal di bantaran Danau Limboto. HARRI PRATAMA ADITYA | CHRISTOPEL PAINO
Post Date : 13 April 2009
|