Bengawan Solo Meluap, Ribuan Rumah Terendam

Sumber:Kompas - 23 April 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Bojonegoro, Kompas - Luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus bergeser ke arah hilir menyusul hujan deras beberapa hari ini. Hingga Minggu (22/4) malam tercatat 49 desa di 14 kecamatan di Bojonegoro terendam air.

Luapan Bengawan Solo itu merendam 6.780 rumah, 18 tempat ibadah, satu balai desa, dan tiga sekolah dasar, serta 6.369 hektar areal sawah. Pantauan Kompas pada hari Minggu di Desa Sumbangtimun di Kecamatan Trucuk, Desa Ledokkulon, Banjarjo, dan Ngulanan di Kecamatan Bojonegoro, air sudah masuk ke rumah-rumah penduduk. Ketinggian air mulai lutut orang dewasa hingga 1 meter.

Minggu sore, warga mengangkuti perabotan rumah dan membawa ternak mereka ke tanggul. Para orangtua menyelamatkan anak-anak menggunakan ember atau bak lalu ditarik ke tempat aman. Praktis warga kesulitan memasak karena rumah tergenang air.

Mad Enggal, warga Banjarjo, menuturkan, Minggu pagi air belum masuk rumah, tetapi pukul 14.00 sebanyak 55 rumah di RT 06 RW 01 tergenang. "Baru kali ini banjir besar terjadi lagi sejak tahun 1997," katanya.

Ke-14 kecamatan yang tergenang itu adalah Margomulyo, Ngraho, Padhangan, Kasiman, Purwosari, Kalitidu, Malo, Trucuk, Bojonegoro, Kapas, Balen, Sumberejo, Kanor, dan Baureno. Banjir juga melanda Tuban di hilir Bengawan Solo.

Di Kecamatan Purwosari, dilaporkan dua desa terendam dan 34 hektar sawah tergenang. Di Kecamatan Malo, 12 desa tergenang, yakni Desa Malo, Tanggir, Semlaran, Tulungagung, Rendek, Sudah, Nguyang, Kletak, Petak, Kemiri, Kuncang, dan Dukuhlor. Di Kecamatan Trucuk, air menggenangi 10 desa dan 400 hektar sawah, sementara di Padhangan 9 desa tergenang.

Camat Margomulyo Andi Wicaksono menuturkan, air menggenangi enam hektar sawah dan 76 rumah di Desa Ngelo. Ketinggian air yang sempat mencapai 1 meter itu membuat 74 keluarga mengungsi. Di Desa Kalangan, air menggenangi 23 rumah dan 7,5 hektar sawah.

Banjir di Morowali

Banjir juga melanda 16 desa di Petasia, Morowali, Sulawesi Tengah, 550 km dari Palu. Desa-desa itu terendam akibat hujan yang turun terus-menerus seminggu terakhir. Ribuan warga mengungsi ke desa lain dan ribuan hektar tanaman warga rusak. Empat dari 16 desa terisolasi karena ketinggian air lebih dari 1 meter, yaitu Bunta Trans, Togomulya, One Pute, dan Sampolowo.

Mengenai banjir yang melanda Bojonegoro, Kepala Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Bojonegoro Pudjiono menyatakan akan terus memantau perkembangan bencana itu.

Menurut Kepala Subdinas Humas, Pemberitaan, dan Informasi Kabupaten Bojonegoro Johny Nurhariyanto, pintu air di Bojonegoro terus dipantau, yakni di Semanding, Jetak, Kedokkulon, Ledokwetan, Ngulanan, Banjarjo, dan Karangpacar.

Menurut pengamatan tim Kompas yang menyusuri Bengawan Solo sejak dari hulu di Dusun Jati, Desa Jeblogan, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri, 15 April lalu, permukaan Bengawan Solo mulai naik hari Jumat dan Sabtu. Banjir itu mulai dari Sragen (Jateng) hingga Ngawi (Jatim).

Kepala Divisi Air Perum Jasa Tirtayang mengelola Waduk Gajah MungkurSuwartono yang dihubungi di Solo mengungkapkan, naiknya permukaan Bengawan Solo itu karena permukaan air di Waduk Gajah Mungkur lebih dari 137 sentimeter sehingga debit air yang keluar waduk diperbesar dari 27 meter kubik menjadi 36 meter kubik per detik pada pukul 08.00, Jumat. "Itu karena curah hujan tinggi di hulu," ujar Suwartono. (ACI/ONI/LAS/HAN/LIA/ ARI/BUR/REI/JOS)



Post Date : 23 April 2007