TUBAN (SINDO) – Banjir akibat luapan Bengawan Solo tidak hanya kembali merendam Ngawi.Wilayah lain di Jawa Timur, yaitu Tuban dan Lamongan, ikut terendam. Di Tuban, sedikitnya 13 desa di Kec Widang terendam air hingga setinggi 50 cm.Sementara di Kec Laren,Lamongan, aktivitas warga dua desa lumpuh total karena banjir sudah setinggi 1 meter.Masalah lain juga timbul.Air Bengawan Solo yang terus naik mengancam 15 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Hingga kemarin, sekitar 100 rumah warga di Tuban tergenang dan sebagian besar menggenangi areal persawahan warga. Tinggi dan derasnya air di wilayahwilayah ini tak lepas dari parahnya tanggul yang jebol. Aliran air telah menggerus tanggul dan menciptakan lubang selebar sekitar 200 meter lebih sehingga menyulitkan upaya penutupan. Menurut Koordinator Pengendalian dan Pengamanan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo di Bojonegoro, Moeljono, air diprediksi akan terus naik.Apalagi,Ngawi dan Solo (Jawa Tengah) juga sudah menyatakan siaga II. Dia mengakui, upaya perbaikan tanggul di Desa Tegalrejo sangat sulit dilakukan karena lokasinya yang cukup rawan. Karena itu, pihaknya belum memiliki solusi untuk menghadang aliran air yang menerjang permukiman. ”Selasa (4/3) nanti baru akan ada rapat untuk mencari cara bagaimana menanggulangi tanggul jebol itu,”tandasnya. Muljono menambahkan, di papan duga tertera permukaan sungai di Karangnongko, Kec Ngraho, mengalami kenaikan dari 27.30 menjadi 27.50 phielscaal kemarin. Sementara di papan duga di Bojonegoro kota masih bertahan sekitar 13.32 phielscaal. ”Bojonegoro baru siaga I.Tapi air terus naik. Mungkin dari Karangnongko sampai kota masih butuh 14 jam perjalanan air,” katanya. Kendati terhitung masih aman,area persawahan di Kec Kanor, Bojonegoro, ternyata mulai tergenang air. Padahal, para petani di kecamatan yang paling parah terkena banjir Januari lalu itu baru saja tanam padi. Beberapa sawah yang tergenang di antaranya di Desa Cangaan, Kabalan, Piyak, Semambung,dan Kanor. Salah seorang petani di Desa Cangaan,Kec Kanor,Abdul mengatakan, tanaman padi milik petani yang baru berumur satu minggu saat ini tak lagi terlihat.Warga tidak tahu sampai kapan padi mereka akan tergenang air.Karena jika melebihi tiga hari,mereka terpaksa harus tanam padi lagi.”Sampai saat ini genangan air masih ada,”katanya. ituasi yang nyaris sama juga terjadi di Desa Centini dan Duri Kulon, Kec Laren, Lamongan. Pantauan di Desa Centini, luapan Bengawan Solo sudah merendam jalan poros desa hingga 1 meter. Bahkan, ketinggian air di perkampungan, khususnya di daerah tertentu, mencapai 1,5 meter. Sebagian besar warga pun berencana mengungsi karena debit air Bengawan Solo terus meninggi. ”Sepertinya kami akan mengungsi seperti kemarin. Sebab, air yang datang sejak kemarin sore terus meninggi,” kata Wantono, 35, warga Desa Centini. Desa Centini maupun Desa Duri Kulon adalah langganan banjir luapan air Bengawan Solo.Terhitung sejak Januari 2008,saat awal terjadi luapan, kedua desa itu terendam empat kali. Bahkan, dibandingkan desa-desa lain yang juga terendam, Centini dan Duri Kulon termasuk paling parah. (nanang fahrudin/ashadi ik/muhammad roqib) |