Solo, Kompas - Hujan deras yang mengguyur lebih dari enam jam menyebabkan Sungai Bengawan Solo meluap dan merendam 232 rumah di bantarannya. Di Kulon Progo dan Bantul, pemerintah masih menghitung kerugian akibat luapan Kali Progo yang merendam 771 hektar sawah.
Selain luapan Bengawan Solo, di Solo juga terjadi longsor di bantaran Kali Pepe, yang merupakan anak Bengawan Solo.
Longsor terjadi pada Selasa (1/3) pukul 04.30 dan menyebabkan rumah Suparno, warga Kampung Cinderejo Lor, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, ambruk seluruhnya. Adapun rumah di sebelahnya hanya rusak di bagian dapur.
Sementara itu, banjir mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 21.00 dan surut pada Selasa pukul 07.00. ”Air masuk rumah saya pukul 21.00 setinggi betis. Ini sudah banjir keempat pada tahun ini,” kata Sarmiyati (48), warga Kampung Sowijayan, Sewu, Jebres, Solo.
Kondisi lebih parah dialami Winarni (42), warga Kampung Putat, Sewu, Jebres, yang rumahnya hanya 10 meter dari bibir Sungai Bengawan Solo. Rumah Winarni terendam hingga setinggi dada orang dewasa.
Sebenarnya Sarmiyati dan Winarni mengikuti program relokasi. Rumah yang dibangun dari hasil bantuan pun sudah jadi sejak enam bulan lalu. Namun, belum adanya fasilitas listrik, air, serta tempat mandi, cuci, dan kakus membuat mereka belum pindah ke tempat relokasi.
Masih dihitung
Dari Yogyakarta dilaporkan, berdasarkan data terakhir, luas lahan pertanian yang terkena dampak banjir luapan Kali Progo bertambah menjadi 771 hektar dari sebelumnya 645 hektar.
Baik Pemerintah Kabupaten Kulon Progo maupun Bantul memerlukan waktu empat hari untuk menghitung total kerugian serta pemberian bantuan bibit tanaman.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, daerah yang paling parah terendam banjir berada di Kecamatan Panjatan. ”Di daerah itu hampir seluruh bagian tanaman padi terendam banjir,” tuturnya.
Menurut Bambang, tanaman padi yang terendam setengah hingga dua per tiga bagian masih bisa diselamatkan, tetapi yang terendam seluruhnya selama empat hari berpotensi mati.
Bupati Bantul Sri Suryawidati mengatakan siap memberikan bantuan bibit padi dan bawang merah kepada petani yang gagal panen.
Untuk itu, pihaknya akan mengajukan surat pernyataan bencana alam kepada Kementerian Pertanian. Selanjutnya, bantuan bibit tanaman akan disalurkan.(EKI/ABK)
Post Date : 02 Maret 2011
|