Bengawan Solo Kembali Meluap

Sumber:Koran Sindo - 02 Februari 2008
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BOJONEGORO (SINDO) Sungai Bengawan Solo kembali meluap.Akibatnya, delapan kecamatan di Kabupaten Bojonegoro, Jatim, terendam.

Data Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) menyebutkan, delapan kecamatan tergenang air. Delapan kecamatan yang terendam adalah Kec Padangan, Ngraho, Purwosari, Kalitidu, Bojonegoro, Balen, Kanor, dan Baureno. Ketinggian air di jalan-jalan desa rata-rata mencapai 2050 cm.

Beberapa rumah warga yang rendah juga kemasukan air.Air sungai mulai meluap setelah ketinggian air di papan duga permukaan sungai (pielschaal) Karang Nongko, Kec Ngraho, Kab Bojonegoro,terus naik. Koordinator Pengendalian dan Pengamanan BPSDA Bengawan Solo di Bojonegoro Muljono menyatakan, banjir di Desa Ledok Wetan dan Ledok Kulon terjadi sejak Jumat (1/1) pukul 03.00 WIB.

Dua desa ini menjadi langganan banjir karena berada di pinggir sungai. Hingga siang kemarin air sudah menggenangi jalan-jalan desa dan sebagian sudah masuk rumah. Ketinggian air di jalan desa rata-rata 40 cm.Sementara di rumah warga masih setinggi mata kaki orang dewasa.

Airnya mulai naik pagi tadi. Awalnya memang naiknya cepat,katanya. Hanya saja, luapan sungai Bengawan Solo tidak sebesar banjir akhir 2007 lalu.Sebab, sekitar pukul 13.00 WIB ketinggian air sudah stagnan, malah cenderung turun. Ini karena permukaan di Karang Nongko terus turun.

Banjirnya sudah turun lagi.Semoga saja cepat surut,katanya. Warga sekitar sungai Bengawan Solo memang mengalami trauma dengan banjir yang menerjang pada akhir 2007 dan awal 2008 lalu.Akibat banjir itu, air masuk ke jalan-jalan utama kota Bojonegoro yang selama ini tidak pernah terkena banjir.

Bahkan, akibat banjir susulan ini, banyak warga kota yang sudah bersiap-siap mengamankan barang-barang ke lokasi lebih tinggi. Pujiono, Koordinator Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Pemkab Bojonegoro,mengaku hingga kini belum mendapat laporan ada rumah warga yang tergenang.

Banjir susulan memang ada, tapi belum ada laporan rumah yang tergenang, terangnya. Pujiono belum bisa menyebut data areal persawahan yang tergenang akibat luapan sungai. Sebab, pascabanjir yang lalu, lahan pertanian sudah banyak yang rusak danhinggasekarangbelumditanami. Jadi,memang tidak ada kerugian tanaman karena belum ditanami,terang Pujiono.

Luapan Bengawan Solo juga mengakibatkan ratusan rumah di dua desa di Kec Widang,Tuban,tergenang air. Dua desa yang tergenang, yaitu Desa Simorejo dan Tegalrejo. Dua desa itu berada di sekitar tanggul yang jebol saat banjir akhir 2007 lalu. Warga juga sudah bersiapsiap mendirikan tenda karena khawatir banjir akan terus membesar.

Dua tanggul yang jebol di dua desa tersebut saat ini masih dalam tahap perbaikan. Akibatnya, tanggul tersebut belum mampu menahan air yang meluap dengan deras. Jalan menuju Desa Simorejo juga terputus karena tergenang air dengan ketinggian rata-rata 40 cm. Air juga sudah banyak yang masuk ke rumah warga.

Menurut Ghofir, salah seorang warga Desa Tegalrejo, air mulai datang Kamis (31/1) malam. Banjir menggenangi areal pertanian dan rumahrumah penduduk. Bahkan, para pekerja belum berani meneruskan proses memperbaiki tanggul yang jebol. Perbaikan tanggul lambat. Jadi, kami khawatir air terus datang,katanya.

Hingga Jumat siang kemarin, tim Satlak Pemkab Tuban belum turun ke lapangan untuk melakukan evakuasi para warga yang rumahnya kebanjiran.Karena itu,warga berinisiatif membangun tenda darurat di atas tanggul.Hal itu sebagai antisipasi musibah banjir yang lebih parah lagi. Memang kita belum mengungsi, tapi tenda sudah kami siapkan untuk jagajaga, tambahnya. (nanang fahrudin)



Post Date : 02 Februari 2008