SEDIKITNYA tujuh kecamatan di Kabu paten Bojonegoro , Jawa Timur, dilanda banjir luapan Bengawan Solo, kemarin. Akibatnya, ratusan hektare tanaman padi di tujuh wilayah tersebut terendam banjir hingga ketinggian ratarata 40 sentimeter.
Selain areal persawahan, banjir memasuki permukiman warga di sejumlah desa, khususnya yang berada di sepanjang bantaran sungai tersebut. Namun, hingga kemarin belum ada warga yang mengungsi. Ketujuh kecamatan tersebut adalah Kalitidu, Trucuk, Bojonegoro, Kapas, Balen, Baureno, dan Dander. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mengimbau seluruh warga yang dilanda banjir agar waspada karena tinggi air terus meningkat seiring dengan derasnya kiriman air dari hulu bengawan.
Berdasarkan pemantauan Media Indonesia, kemarin, permukaan bengawan terus meningkat. Pada Sabtu (15/5) malam, papan pantau di Kelurahan Ledok Kulon, Bojonegoro Kota, menunjukkan posisi siaga I, yakni di level 13,50 dari permukaan air laut (dpl). Namun, kemarin, sudah pada posisi siaga II plus, yakni di level 14,27 dpl.
Camat Balen, Bagus Komoro, mengatakan tanaman padi di wilayahnya yang terendam banjir sedikitnya 76 hektare. “Jika dalam dua hari air tidak segera surut, bakal gagal panen,” ungkapnya. Ia menambahkan, banjir kali ini adalah yang kelima kalinya sejak awal 2010.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemkab Bojonegoro Kasiyanto mengakui tujuh kecamatan tersebut tergenang banjir. Namun, menurutnya, pihaknya belum mendapat laporan adanya permukiman yang kebanjiran.
Kasiyanto juga mengaku belum mengetahui luas persawahan yang terendam banjir kare na masih melakukan pendataan di lapangan. Namun, sebagai langkah antisipasi, pihaknya sudah melakukan koordinasi lintas sektor, terutama dengan 15 kecamatan yang berada di sepanjang bantaran sungai.
Sejauh ini pihaknya telah menyiapkan enam perahu motor untuk keperluan evakuasi pengungsi. "Kami masih menunggu laporan dari setiap kecamatan tersebut," ujarnya.
Satu korban tewas Selain merusak tanaman, banjir Bengawan Solo menelan satu korban tewas. Rais, 52, seorang warga Desa Ngraho, Kecamatan Kalitidu, kemarin, ditemukan dalam kondisi meninggal setelah terseret arus Bengawan Solo. Korban diduga terpeleset sewaktu mencari ikan.
Banjir ternyata bukan hanya di daerah aliran bengawan.Di kawasan hulu, termasuk di Solo, sedikitnya 150 rumah yang berada di bantaran sungai terendam air dengan ketinggian 20 cm sampai 75 cm. Sebanyak 70 rumah yang terendam air bah itu berada di Kampung Sewu, sedangkan 80 rumah lainnya di Kampung Beton.
Meluapnya Bengawan Solo itu terjadi akibat hujan yang terus-menerus turun mulai Jumat (14/5) malam hingga Sabtu (15/5) di kawasan hulu dan sekitarnya. “Hujan tidak saja menimpa daerah Solo dan sekitarnya, tetapi juga di daerah hulu sungai,” kata Sekretaris PMI Kota Surakarta Sumartono.
Menurut Sumartono, banjir kali ini memang masih lebih kecil jika dibandingkan dengan beberapa tahun lalu. Namun, pihaknya tetap waspada dengan mendirikan beberapa tenda di tempat yang aman untuk mengantisipasi kemungkinan kejadian lebih buruk.
Sebagian wilayah di Madiun dan Ngawi juga tidak luput dari banjir. Sedikitnya ada lima desa dan kelurahan yang juga terendam banjir akibat meluapnya Bengawan Madiun. M Yakub
Post Date : 17 Mei 2010
|