|
Serang, Kompas - Bendung Pamarayan Baru di Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, rusak pada bagian dam konsolidasi dan dinding proteksi bagian bawah ambrol. Jika renovasi tidak segera diselesaikan, dikhawatirkan bangunan bendung itu terancam jebol. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Bendung Pamarayan H Nasrun BE, Senin (19/4), mengatakan, kerusakan berlangsung sejak tahun 2003. Berdasarkan pengamatan, dam konsolidasi sekitar 325 meter dari bangunan bendung utama terlihat jebol kira-kira 30 meter. Renovasi baru menyelesaikan sekitar 80-90 meter pada bagian dam tersebut. Dam konsolidasi berfungsi mengendalikan kestabilan dasar sungai yang tergerus oleh perputaran air dari bagian bendung utama. Tanpa dam konsolidasi, dasar sungai bisa tergerus dan menjadi lebih dalam sehingga mengancam konstruksi bangunan utama bendung. Menurut Nasrun, jebolnya dam konsolidasi itu berakibat pada ambrolnya dinding proteksi bagian bawah di sebelah kiri dan kanan ruang olak. Bagian yang juga disebut hilir bendung itu melorot ke bawah dan membentuk permukaan yang tidak sejajar. "Jika dam konsolidasi dan dinding proteksi bagian bawah rusak, air dengan mudah menggerus dasar sungai sehingga lama-kelamaan bangunan utama bendung terancam miring," ujarnya. Ia menambahkan, pergeseran bangunan utama bendung hanya lima sentimeter saja berakibat fatal, yaitu jebolnya Bendung Pamarayan. Nasrun menyebutkan, meski kerusakan terjadi mulai tahun 2003, ambrolnya dam konsolidasi dan dinding proteksi bagian bawah Bendung Pamarayan disebabkan oleh terjangan banjir bandang tahun 2001. Banjir yang memakan korban jiwa lebih dari 100 orang itu membawa debit air 2.561 m per detik. Sementara itu, konstruksi bendung hanya dirancang menampung debit air tidak lebih dari 2.000 m per detik karena diprediksi debit air yang masuk rata-rata 1.500 m per detik. "Pada waktu diterjang banjir bandang tahun 2001, bangunan masih bisa bertahan," katanya. (sam) Post Date : 20 April 2004 |