Benahi Air Minum Perkotaan Pemprov Siapkan Rp 6,9 Triliun

Sumber:Suara Merdeka - 16 Januari 2012
Kategori:Air Minum
SEMARANG- Pemprov Jateng menyusun program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional untuk sembilan wilayah dengan alokasi dana Rp 6,9 triliun. Sistem tersebut untuk mengatasi permasalahan mendasar penyediaan air minum perkotaan. Investasi program itu mendapatkan dukungan dana dari APBN, APBD Provinsi dan APBD kabupaten/kota.
 
Ke-9 SPAM Regional itu adalah Bregas (Brebes, Tegal, Slawi), Wosusokas (Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Karanganyar, Sragen), Petanglong (Kabupaten Pekalongan, Batang, Kota Pekalongan), Keburejo (Kebumen, Purworejo), dan Purbamas (Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas). Wononegara (Wonosobo, Banjarnegara), Semarsalat (Kabupaten Semarang, Salatiga), Dadimuria (Grobogan, Kudus, Pati, Jepara), dan Gelangmantul (Magelang, Sleman, Yogyakarta, Bantul).
 
Khusus Gelangmantul bekerja sama dengan Pemprov DIY. Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Permukiman Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (Ciptakaru) Jateng, Purwadi, menyatakan, SPAM Regional yang mulai digarap tahun ini adalah wilayah Bregas. Total dana keseluruhan, baik dari pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota mencapai Rp 515 miliar.
 
“Target kami, awal tahun 2015 semua program SPAM Regional sudah berfungsi. Bila sudah jadi, PDAB (Perusahaan Daerah Air Bersih) Jateng akan menjual air ke PDAM kabupaten/ kota,” kata Purwadi.
 
Belum Mampu
 
Harga air baku yang dijual PDAB ke PDAM saat ini Rp 500/m3. SPAM Regional ini diperlukan karena kabupaten/kota dan PDAM belum mampu membiayai pengembangan penyediaan air minum.  
 
Menurut dia, pembebasan lahan menjadi kendala dalam pengerjaan program tersebut. Misalnya di kawasan Bregas, masyarakat menjual lahan untuk lintasan pipa PDAM jauh lebih mahal dibandingkan NJOP (nilai jual objek pajak) setempat. Bahkan, ada warga yang meminta harga Rp 1 juta/m2, padahal NJOP hanya Rp 60 ribu/m2.
 
Menurut sekretaris Komisi C DPRD Jateng Sukirman, PDAB yang kini berkantor di Slawi, Kabupaten Tegal, sudah menyumbang pendapatan asli daerah (PAD). Pada 2010, perusahaan itu menyumbang Rp 75 juta, sementara pada 2011 Rp 259 juta. (J17,J14-43)


Post Date : 16 Januari 2012