|
SOREANG, (PR).- Penanganan banjir di wilayah Bandung selatan masih belum menemukan solusi yang tepat dan mengentaskan persoalan intinya dalam waktu dekat. Beberapa solusi yang ditawarkan hanya akan mereduksi akibat yang disebabkan oleh banjir. Rencana pembangunan situ buatan sebagai embung-embung (kolam) juga dinilai tak efektif mengatasi banjir tersebut. Demikian salah satu bahasan yang muncul dalam rapat kerja penanganan banjir Bandung selatan di Gedung DPRD Kab. Bandung di Soreang, Selasa (16/12). Rapat kerja Komisi C DPRD Kab. Bandung itu diikuti oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jabar, Dinas Sumber Daya Air Pertambangan dan Energi (SDAPE) Kab. Bandung, serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat di sekitar Citarum. "Pembuatan situ-situ buatan itu tak akan mampu menampung banjir yang dapat mencapai 40 juta m3. Pembangunan situ kecil di beberapa tempat paling akan menampung sekitar 2 juta m3," kata Nana Suhana, Kepala Balai PSDA Wilayah Sungai Citarum Dinas PSDA Jabar. Ia tetap mengusulkan rekayasa pada Curug Jompong sebagai solusi jangka pendek menurunkan permukaan banjir di sekitar Bandung selatan. Meski tak sepenuhnya setuju dengan rekayasa Curug Jompong, Kepala BBWS Citarum Mudjiadi memiliki pandangan yang sama tentang efektivitas situ buatan. Menurut dia, BBWS telah merencanakan sedikitnya 10 waduk kecil untuk menampung kelebihan air saat musim hujan di sekitar Kab. Bandung. Namun, ia mengakui efektivitasnya untuk mencegah banjir masih belum signifikan. BBWS Citarum, kata dia, masih melakukan pengkajian lanjutan tentang rencana pembuatan sejumlah situ buatan itu. Salah satunya, rencana pembangunan Situ Andir di Kel. Andir Kec. Baleendah juga dinilai BBWS tidak efektif. Padahal, warga Baleendah berharap pembangunan situ buatan di daerahnya akan menuntaskan persoalan banjir yang kerap diderita warga Andir saat hujan datang. "Hasil kajian sementara untuk usulan pembuatan Situ Andir, kita nilai tidak efektif. Rencana situ seluas 50 hektare dengan elevasi 660 meter di atas permukaan laut itu masih lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah genangan di sekitar permukiman. Kita harus mengeruk sekitar 1 juta m3 tanah jika ingin dijadikan situ. Itu pun tak akan mereduksi banjir secara signifikan," kata Mudjiadi, Kepala BBWS Citarum. Anak sungai Rencana lain yang telah disusun oleh BBWS Citarum berupa normalisasi 9 anak Sungai Citarum. Kesembilan anak sungai itu adalah Sungai Cikeruh, Cibeusi, Cimande, Cikijing, Citarik Hulu, Citarum Hulu, Cisangkuy Hulu, Citalutug, dan Ciputat. Menurut Mudjiadi, konsekuensi dari normalisasi tersebut harus membebaskan lahan seluas 125 hektare di sekitar anak sungai. Dibutuhkan biaya sekitar Rp 192 miliar untuk pembebasan lahan tersebut ditambah Rp 312 miliar untuk pembangunan konstruksinya. Mokhamad Ikhsan, Sekretaris Komisi C DPRD Kab. Bandung yang memimpin rapat kerja tersebut mengatakan, pertemuan itu adalah upaya untuk menyelaraskan sejumlah program kerja yang akan dilakukan BBWS Citarum, PSDA Jabar, serta Pemkab Bandung. Ia berharap, keselarasan itu akan menjadikan penanganan Citarum yang terintegrasi dan menyelesaikan sumber permasalahan banjir yang selama ini diderita warga Kab. Bandung. (A-124) Post Date : 17 Desember 2008 |