Belum Ada Kepastian Atasi Banjir

Sumber:Indo Pos - 21 Mei 2006
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MAGETAN - Warga empat desa di Kecamatan Kartoharjo, Magetan yang tiap tahun menjadi langganan banjir, tampaknya harus lebih bersabar. Pasalnya, hingga kini belum ada kepastian rencana pemerintah untuk membangun tanggul penopang luapan bengawan Madiun ke desan-desa tersebut. "Kita telah berusaha baik ke badan koordinasi wilayah (bakorwil) maupun ke pemerintah provinsi (pemprov), tapi belum ada kepastian," kata Haryanto, Kepala Dinas Pengairan Magetan, kemarin.

Diungkapkan, sulitnya pembangunan tanggul Ngelang disebabkan karena sungai tersebut masuk pada tiga daerah. Yakni Pemkab Ngawi, Madiun, dan Magetan. Sehingga butuh kesepakatan prioritas pembangunan untuk mengatsai masalah tersebut. "Kalau hanya diserahkan Pemkab Magetan saja jelas tidak bisa," ujarnya.

Hanya saja, hingga kini pihaknya terus berusaha memasukkan pembangunan sungai Ngelang ke rencana proyek pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) Solo. Pasalnya, wilayah Ngelang masih termasuk kawasan pengawasan DAS Solo. "Kita telah berulang kali ke sana untuk minta Ngelang masuk rencana proyek tahun ini. Tapi rupanya baru tahun 2007 dilakukan studi," jelasnya.

Sementara itu, untuk mengatasi bencana banjir tahunan, pihaknya mengusulkan pembangunan saluran air yang menghubungkan tiga desa. Yakni Desa Ngelang, Jajar, dan Pencol. Dengan perbaikan saluran air tersebut, diharapkan akan memperlancar arus air. Sehingg jika terjadi luapan air dari sungai Madiun, maka bisa cepat keluar. "Ini hanya solusi sementara dan bersifat pencegahan," lanjutnya.

Untuk memperbaiki saluran air tersebut, dibutuhkan dana sekitar Rp 1,5 miliiar. Dana tersebut akan dimasukkan pada Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Juli mendatang. "Kita berharap dewan menyetujuinya," pungkasnya.

Seperti diberitakan, empat desa di Kecamatan Kartoharjo tersebut merupakan daerah langganan banjir. Awal Mei lalu, sempat terjadi banjir yang menggenangi empat desa itu selama dua hari. Akibatnya, ratusan sawah dan rumah terendam air dan mengakibatkan kerugian harta benda mencapai ratusan juta rupiah. (dhy)

Post Date : 21 Mei 2006